Budaya dalam Budaya - Modul SKOM4318 Modul 1 Komunikasi Antar Budaya UT

Sindu
By -
0

Berikut adalah pembahasan modul 1 kegiatan belajar 2 dari modul 1 SKOM4318 Komunikasi Antar Budaya UT!


Budaya dalam Budaya 


Pengertian budaya dalam budaya adalah adanya budaya lain yang muncul
dalam suatu lingkup budaya yang sudah mapan, dan ini yang disebut subkultur atau subbudaya. Terbentuknya subkultur biasanya disebabkan oleh beberapa hal, antara lain karena perpindahan penduduk/imigrasi. Imigrasi menyebabkan terjadinya perubahan dalam jumlah populasi penduduk suatu negara. Amerika adalah salah satu negara yang terbanyak menerima penduduk yang berpindah dari negara asalnya/emigrasi. 

Penduduk Amerika terdiri dari berbagai macam suku bangsa. Kita mengenal komunitas Afro- Amerika yang lebih dikenal sebagai orang Negro, atau orang Cina Amerika (Chinese Born American), orang Vietnam, keturunan Spanyol (Hispanics). orang India, orang Italia, orang Indian, dan masih banyak lagi. Ini semua adalah contoh dari subkultur yang ada dalam suatu budaya dominan, yaitu budaya Amerika. Subkultur yang ada seperti telah dijelaskan di atas memiliki kekhasan masing-masing. Kekhasan dari masing-masing subkultur menambah kekayaan keberagaman budaya dalam suatu budaya dominan Agar suatu masyarakat dapat maju berkembang mereka harus bersatu, bersama-sama bahu membahu untuk membangun negaranya dalam segala bidang penghidupan. Untuk itu mereka harus saling mengomunikasikan ide. gagasan, kritik dan saran tidak pedali dari subkultur mana mereka berasal.

Pembahasan Kegiatan Belajar 2 - Budaya dalam Budaya


Mengomunikasikan ide, gagasan, kritik dan saran bukan merupakan hal yang mudah apabila orang-orangnya berasal dari subkultur atau kultur yang berbeda, mengapa demikian? Tidak lain adalah karena budaya yang dianut oleh masing-masing orang berbeda seperti telah dijelaskan di atas. Perbedaan budaya bisa menyebabkan terjadinya kesalahpahaman, mengapa demikian? Karena komunikasi yang dilakukan oleh tiap orang juga berdasarkan ata berlatarbelakangkan budaya tempat dia berasal. 

Budaya tempat seorang individu berasal mengajarkan hal yang berbeda dibandingkan budaya tempat individu lainnya dibesarkan. Sebagai contoh, kita orang Indonesia sebagaimana budaya timar lainnya diajarkan untuk menghormati orang yang (lebih) tua. Norma inilah yang diajarkan oleh orang tua kita di Indonesia kepada setiap anaknya. Anak harus belajar bahwa menghormati orang (yang 

lebih) tua berarti tidak membantah, tidak beradu argumentasi saat orang yang lebih tua berbicara kepada kita. Dalam budaya Barat seperti Amerika misalnya, seorang anak diajarkan untuk berani berbicara secara terbuka apa yang mereka pikirkan atau apa pendapat mereka tentang suatu hal. Anak- anak yang berani mengatakan penlapat mereka dipandang sebagai anak yang pandai. Anak-anak tidak harus diam saat orang yang lebih tua mengemukakan suatu hal yang mereka anggap karang atau tidak sesuai dengan pendapat mereka. Anak-anak di Amerika diperkenankan untuk beradu argumentasi, berdebat dengan orang yang lebih tua kalau mereka menganggap bahwa pendapat mereka memiliki alasan yang kuat dan logis.

Kenyataan seperti ini berbeda sekali dari noma yang ditanamkan kepada anak-anak Indonesia. Masih banyak lagi contoh yang menunjukkan perbedaan budaya yang terjadi di suatu negara atau wilayah tertentu tetapi kita akan membahas lebih lanjut di bab selanjutnya. Di bab awal ini akan lebih baik apabila kita membahas mulai dari pengertian tentang komunikasi terlebih dahulu.

Ada banyak definisi komunikasi yang sudah dirumuskan oleh para pakar komunikasi. Beberapa definisi yang dikemukakan, antara lain. Komunikasi adalah suatu proses pertukaran pesan antara komunikator dan komunikan melalui medium tertentu dan komunikasi baru dapat dinyatakan efektif bila komunikator dan komunikannya mencapai kesepahaman ( understanding)"

Definisi yang diungkapkan oleh Everett Rogers sebagaimana dikutip Hafied Cangara (1990), menyatakan bahwa "Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka".
Nelson dan Pearson sebagaimana dikutip oleh Joseph A. de Vito (2001) menggambarkan bahwa komunikasi adalah suatu "Proses transaksional di mana 2 orang yang terlibat di dalam proses komunikasi memainkan peranan pengirim sekaligus penerima pesan".
Harold Laswell menggambarkan komunikasi yang amat banyak dikutip pula oleh para mahasiswa atau pakar komunikasi lainnya, dengan cara menjawab beberapa pertanyaan: Who says what in which channel to whom with what effect? (Siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana?).


Samovar dan Porter menyatakan bahwa komunikasi adalah proses "Menciptakan, mempertukarkan pesan di antar manusia dalam hubungan sosial, kelompok, organisasi dan masyarakat

Dari beberapa definisi di atas, nyatalah bagi kita bahwa pada dasarnya komunikasi adalah suatu proses pertukaran pesan (exchanging messages) antara 2 orang atau lebih di mana masing-masing pihak harus mendapatkan pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan sehingga proses komunikasi yang sedang berjalan bisa dikatakan efektif.
Kita harus ingat pula seperti telah diuraikan oleh penulis di atas bahwa manusia hidup dan bertindak-tanduk, berkomunikasi tidak lepas dari cara bagaimana dia dibesarkan, lingkungan di mana dia berasal, faktor-faktor ini mempengaruhi manusia dalam melakukan komunikasi dengan orang lain. Kita juga tidak boleh melupakan kecenderungan alami seseorang untuk menilai segala sesuatu berdasarkan standar budaya di mana dia berasal. Ini merupakan kecenderungan alami karena bagaimanapun juga kita dibesarkan dan hidup di dalam standar budaya menurut asal-usul kita.

Apabila kita mau melihat dari cara manusia berkomunikasi, ada 2 macam cara: komunikasi lisan (verbal) dan komunikasi nonverbal. Banyak macam bahasa di dunia ini sehingga tidak ada satu manusia pun di dunia ini bisa menguasai semua bahasa yang ada di dunia. Karena itulah manusia. membutuhkan beberapa keahlian yang membuat ia mampu berkomunikasi dengan orang lain walaupun orang itu berbeda bangsa dan bahasa yang digunakan. Salah satu kemampuan untuk dapat berkomunikasi dengan orang yang berbeda bangsa dan negara serta otomatis berbeda budaya maka ia membutuhkan keahlian untuk bisa melakukan komunikasi lintas budaya.

Menurut Gudykunst (2003) ada beberapa konsep dalam komunikasi. Konsep dalam komunikasi menggambarkan bahwa komunikasi adalah suatu aktivitas pertukaran simbol-simbol (komunikasi). Simbol adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menjadi maksad atas sesuatu hal (stand for something), mewakili sesuatu (represent something) (Gudykunst, 2003). Simbol komunikasi yang dimaksad tidak terbatas hanya pada bahasa lisan atau verbal saja, tetapi juga bahasa nonverbal dan benda-benda, seperti bendera, patung, gambar. Simbol-simbol komunikasi juga meliputi tulisan. tutur kata, gerak tubuh, roman muka, bahkan para hahasa (para language). Para bahasa (para language) meliputi intonasi, gumaman dan seran (Gamble, 2002). Simbol bara mengandung makna apabila sekelompok orang 

memberikan arti/makna kepada simbol tersebut. Sebagai contoh, orang Amerika menganggap bahwa rambut pirang (blonde) merupakan simbol kecantikan seorang wanita sebagaimana rambut boneka Barbie yang dikenal oleh para gadis kecil di sana. Bagi orang Indonesia rambut pirang tidak memberikan arti apa pun karena orang Indonesia tidak memberikan arti/makna apa pun terhadap rambut pirang, selain rambut milik orang asing (londo, dalam bahasa Jawa).
Konsep yang ketiga menyatakan bahwa komunikasi merupakan suatu proses pertukaran pesan dan proses pengurtian pesan. Dalam proses komunikasi kita melakukan aktivitas pertukaran pesan antara orang-orang yang terlibat di dalamnya. Isi pesan yang kita pertukarkan bisa berupa perasaan kita, hasil pemikiran atau ide-ide yang kita dapatkan, pendapat kita terhadap sesuatu hal, informasi yang ingin kita sampaikan pada orang lain. Simbol komunikasi yang digunakan bisa berapa tulisan, bahasa verbal, bahasa nonverbal, matematika, dan simbol-simbol yang mengandung arti lainnya. 

Selain itu dalam komunikasi kita juga melakukan suatu proses yang kita sebut proses pengartian pesan di mana kita memberikan arti setelah pesan kita terima dari orang yang berkomunikasi dengan kita. Proses pertukaran dan pemberian arti pada pesan dalam komunikasi tergantung kepada latar belakang kita juga, di budaya mana kita dibesarkan, dari etnis apa kita berasal, cara kita dibesarkan dan pengalaman hidup yang pernah kita alami. Contoh sederhana kita ambil dari percakapan seorang gadis, kita sebut saja namanya Ani, dengan seorang pemuda bernama Agus di kantin SMU mereka.
+) Agus apa kamu akan ikut bersama kami berpiknik di Partai Anyer? Saya dan teman-teman sekelas kita berencana untuk piknik dan menginap 1 malam di sana
"Kalian berencana manginap di mana? Apa kalian sudah mengatur bagaimana nanti kita akan tidur?
+) Kita akan menginap di losmen sederhana di Anyer hanya 75 ribu semalam termasuk sarapan, murahkan?
"Penginapan seperti apa itu hanya 75 ribu semalam? Terima kasihlah kalau begitu, saya tidak biasa menginap di tempat seperti itu.
+) Ya sudah kalau begitu, saya akan ajak teman-teman yang lain saja yang mau menginap di tempat murah (Ani langsung berlalu dari hadapan Agus dengan wajah kesal 


Kita melihat bagaimana Ani dan Agus saling bertukar pesan dalam kutipan percakapan di atas, tampak bahwa saat akhir percakapan mereka, terjadi situasi yang kurang nyaman hagi Ani karena Agus menolak tawarannya. Agus tidak menyatakan secara jelas alasannya menolak tawaran piknik dari Ani, ia hanya mengatakan bahwa ia tidak terbiasa (di tempat seperti itu). Ani menangkap pesan itu sebagai suatu penolakan karena Agus yang sombong dan tidak man menginap di penginapan murah. Ani langsung menganggap bahwa Agus tidak mau menginap di losmen sederhana karena kesombongannya itu, walaupun bila kita amati Agus tidak mengatakan alasan yang lebih lanjut dari penolakannya itu. Ani mungkin saja memiliki suatu pengalaman sebelumnya yang membuat dia memiliki suatu persepsi bahwa orang yang sombong akan memberikan respons yang demikian terhadap saatu tawaran yang tidak sesuai standar hidupnya.

Dalam komunikasi terjadi proses pembentukan arti. Pertukaran pesan terjadi dalam komunikasi, tetapi pertukaran arti tidak ada. Dalam proses komunikasi yang kita lakukan kita melakukan proses penciptaan arti, kita
memberikan arti terhadap pesan yang disampaikan oleh orang lain. Arti yang kita berikan pada pesan yang kita terima berbeda dari arti yang diberikan oleh si pengirim pesan, di sinilah letak dari seringnya terjadi salah pengertian (misunderstanding). Komunikasi juga merupakan suatu proses di mana kita membuat banyak sekali kesimpulan tentang diri orang lain. Saat kita berkomunikasi dan membentuk arti dari pesan yang disampaikan, kita juga melakukan proses membuat kesimpulan tentang komunikasi yang sedang terjadi dan tentang diri orang yang berkomunikasi dengan kita. Pada saat kita membuat kesimpulan tentang komunikasi yang sedang terjadi dan tentang diri orang yang berkomunikasi dengan kita, ini juga merupakan salah satu saut di mana kesalahpahaman sering terjadi. Karena kesimpulan yang kita berikan terhadap orang bisa saja tidak sesuai dengan keadaan atau maksud sebenarnya dari orang yang bersangkutan.

Komunikasi merupakan suatu proses yang terus menerus berubah karena sifatnya yang dinamis. Komunikasi yang kita lakukan bukan merupakan satu komunikasi yang hanya berhenti di satu titik tanpa ada kelanjutannya Jagi
Komunikasi yang kita lakukan meliputi kata-kata dan tindakan yang dilontarkan dan akan dilanjutkan atau diganti oleh kata-kata atan tindakan yang lain. Prosesnya terjadi terus menerus. Komunikasi merupakan  proses yang terjadi secara terus menerus, sepanjang hidup kita sebagai manusia, maka kita akan terus berkomunikasi dengan orang lain karena kita manusia adalah makhluk sosial yang hidup harus selalu dalam hubungan dengan manusia lainnya (Samovar dan Potter, 2004).

Komunikasi yang kita lakukan juga mengandung dimensi isi (pesan) dan dimensi relasi antara individu yang terlihat dalam komunikasi (Watzlawik, et. al, 1969). Mengapa demikian? Karena dalam proses komunikasi yang kita jalankan terkandung kepentingan untuk mengetahui apa isi pesan dan kredibilitas tingkat kepercayaan kita terhadap individu yang menyampaikan pesan. Sebagai contoh, kita mendengar seorang dokter kandungan berbicara kepada pasiennya, yaitu seorang ibu yang sedang menanti kelahiran sak pertamanya. Sang dokter menyampaikan bahwa saat kelahiran si amak diperkirakan tinggal 2 minggu dari saat itu. Sang ibu dan tentu saja kita yang mendengarkan akan percaya pada perkataan sang dokter karena kredibilitasnya sebagai seorang dokter kandungan. Lain halnya apabila yang mengatakan demikian, katakanlah seorang montir mobil, tentu saja sang ibu dan kita yang mendengarkan akan berpikir seratus kali sebelum mempercayai исараннуа. Мепрара? Karena menurut kita sebagai scorang momir ia tidak memiliki kredibilitas untuk menyatakan hal yang demikian. Tetapi di lain pihak apabila sang montir membicarakan tentang masalah yang terjadi dengan mesin kendaraan kita, maka kita akan dapat mempercayainya, karena sebagai seorang montir ia memiliki kredibilitas untuk kita percayai. Jadi, apabila terjadi suatu proses komunikasi kita tidak hanya melihat pada isi pesan yang disampaikan tetapi juga melihat kepada siapa orang yang menyampaikan pesan tersebut. 

Dimensi relasi juga menyangkut kedekatan hubungan kita dengan orang yang terlibat dalam proses komunikasi yang kita lakukan. Apabila kita memiliki hubungan yang lebih dekat dengan orang yang mengirimkan pesan kepada kita seperti teman, kolega, saudara ataupun orang tua, kita relatif dapat menerima dengan baik apabila mereka membicarakan atau memberikan nasihat tentang hal-hal yang menurut kita herhubungan dengan kehidupan pribadi kita. Di lain pihak apabila hubungan kita tidak dekat dengan seseorang sementara tiba-tiba orang ini mengirimkan pesan yang menyangkut kehidupan pribadi kita, besar kemungkinan kita tidak akan menerima dengan baik nasihat atau pesan yang menyangkut hal pribadi tersebut. Hal ini manusiawi terjadi karena menyangkut kepercayaan kita terhadap individu yang melakukan tindakan komunikasi ini. Dalam dunia komunikasi lintas budaya juga terjadi hal yang sama.
Kemampuan untuk melakukan komunikasi lintas budaya mutlak dimiliki oleh orang yang berprofesi antara lain korps diplomatik, jajaran pemerintahan suatu negara, politikus, pakar ekonomi, mereka yang bergerak dalam dunia pendidikan, namun seiring dengan perkembangan zaman yang ditandai dengan adanya era globalisasi maka semua orang bahkan semua hangsa di donia dihurupkan mаmрu melakukan kommunikasi lintas budaya.

 Orang mampu memahami perbedaan budaya yang ada, yang dapat menjembatani perbedaan yang ada lebih daripada menjadi apriori terhadap perbedaan budayanya. Karena dalam beberapa tahan belakangan ini, bahkan sampai masa yang akan datang, kemungkinan bagi kita sebagai profesional dalam segala bidang untuk ikut berkiprah dalam kemajuan umat manusia di muka bumi tidak akan dapat dihindari lagi. Komunikasi lintas budaya adalah suatu komunikasi yang dilakukan antara 2 orang atau lebih dengan tidak lagi dihalangi oleh keterbatasan tempat, ruang, dan waktu. Apabila kita dapat melakukan hal ini niscaya bangsa-bangsa di dunia ini sudah lebih mudah menggalang kerja sama dalam segala bidang untuk memajukan negaranya sehingga mereka dapat bersatu padu dengan negara lainnya memajukan kehidupan umat manusia di dunia.


Pembahasan Kegiatan Belajar 2 - Budaya dalam Budaya


Materi tentang "Budaya dalam Budaya" membahas konsep subkultur dalam konteks budaya dominan dan pentingnya komunikasi lintas budaya. Berikut adalah poin-poin penting dari materi tersebut secara lebih rinci:

 

1. Pengertian Budaya dalam Budaya:

   - Subkultur/Subbudaya: Dalam suatu budaya dominan, muncul berbagai subkultur atau subbudaya yang memiliki kekhasan dan identitasnya sendiri. Subkultur ini sering kali terbentuk akibat faktor-faktor seperti migrasi atau perpindahan penduduk.

   - Contoh: Di Amerika Serikat, yang merupakan negara multikultural, terdapat berbagai subkultur seperti Afro-Amerika, Cina-Amerika, Hispanik, dan lainnya. Setiap subkultur membawa keunikan yang memperkaya keragaman budaya dalam masyarakat dominan Amerika.

 

2. Pengaruh Migrasi dan Imigrasi:

   - Migrasi mempengaruhi jumlah populasi dan menambah keragaman budaya dalam suatu negara.

   - Imigrasi menyebabkan perpaduan berbagai budaya dan menciptakan subkultur baru di dalam budaya dominan.

 

3. Kekhasan Subkultur:

   - Subkultur memiliki norma, nilai, dan tradisi yang berbeda dari budaya dominan, namun tetap berkontribusi pada kekayaan budaya secara keseluruhan.

 

4. Komunikasi dalam Konteks Subkultur:

   - Tantangan Komunikasi: Mengomunikasikan ide dan gagasan antar subkultur bisa menjadi tantangan karena perbedaan budaya. Perbedaan ini bisa menyebabkan kesalahpahaman karena komunikasi dipengaruhi oleh latar belakang budaya masing-masing individu.

   - Contoh Perbedaan Budaya: Dalam budaya Indonesia, norma menghormati orang yang lebih tua mengajarkan anak untuk tidak membantah, sedangkan dalam budaya Barat seperti Amerika, anak-anak diajarkan untuk berbicara terbuka dan berargumentasi jika mereka merasa pendapat mereka kuat.

 

5. Definisi Komunikasi:

   - Proses Pertukaran Pesan: Komunikasi melibatkan pertukaran pesan antara komunikator dan komunikan melalui medium tertentu, dengan tujuan mencapai pemahaman bersama.

   - Definisi dari Para Pakar:

     - Everett Rogers: Komunikasi sebagai proses pemindahan ide dari sumber ke penerima dengan tujuan mengubah perilaku.

     - Nelson dan Pearson: Komunikasi sebagai proses transaksional di mana kedua belah pihak berfungsi sebagai pengirim dan penerima pesan.

     - Harold Laswell: Definisi yang sering dikutip, menjawab pertanyaan "Siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana?"

     - Samovar dan Porter: Komunikasi sebagai proses menciptakan dan bertukar pesan dalam berbagai konteks sosial.

 

6. Proses dan Konsep dalam Komunikasi:

   - Proses Pertukaran dan Pengertian Pesan: Komunikasi melibatkan pertukaran pesan dan pemberian makna atas pesan yang diterima. Arti pesan bisa berbeda tergantung pada latar belakang budaya penerima dan pengirim.

   - Komunikasi Lisan dan Nonverbal: Berbagai bahasa dan simbol (termasuk bahasa nonverbal, gerak tubuh, ekspresi wajah) digunakan dalam komunikasi, yang memerlukan keahlian khusus untuk komunikasi lintas budaya.

 

7. Komunikasi Lintas Budaya:

   - Definisi dan Pentingnya: Komunikasi lintas budaya adalah interaksi antara individu dari budaya yang berbeda. Kemampuan ini penting di era globalisasi untuk menjembatani perbedaan budaya dan memfasilitasi kerja sama internasional.

   - Konsep Simbol dan Makna: Simbol dalam komunikasi (seperti bahasa, tulisan, gerak tubuh) memiliki makna yang dapat bervariasi antara budaya. Misalnya, rambut pirang dianggap simbol kecantikan di Amerika tetapi tidak memiliki makna khusus di Indonesia.

 

8. Kesalahpahaman dalam Komunikasi:

   - Proses Pembentukan Arti: Kesalahpahaman sering terjadi karena perbedaan dalam cara memberi makna pada pesan. Persepsi individu bisa dipengaruhi oleh latar belakang budaya dan pengalaman pribadi.

 

9. Dimensi Isi dan Relasi dalam Komunikasi:

   - Dimensi Isi: Mempertimbangkan apa yang disampaikan dalam pesan.

   - Dimensi Relasi: Melibatkan kepercayaan terhadap kredibilitas pengirim pesan dan hubungan interpersonal.

 

Materi ini menekankan pentingnya pemahaman tentang perbedaan budaya dalam komunikasi dan bagaimana kemampuan komunikasi lintas budaya dapat membantu individu dan kelompok untuk bekerja sama dan membangun hubungan yang efektif di era globalisasi.


Baca juga: Rangkuman dan Latihan Soal Modul 1 SKOM4318 – Komunikasi Antar Budaya

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Now
Ok, Go it!