Ringkasan Materi BMP Komunikasi Persuasif UT (SKOM4326)
Selamat datang kembali pada seri panduan komunikasi persuasif kami! Dalam artikel-artikel sebelumnya, kita telah membahas prinsip dasar komunikasi persuasif dan strategi-strategi yang dapat meningkatkan kemampuan persuasif Anda. Kini, kami mempersembahkan Modul 5 hingga 9 dari panduan ini, yang akan membawa Anda lebih dalam ke dalam dunia komunikasi persuasif.
Dalam modul ini, Anda akan mempelajari beragam topik yang penting dalam membangun keahlian komunikasi persuasif. Mulai dari penerapan retorika yang kuat hingga memahami psikologi audiens, setiap bagian dirancang untuk membantu Anda menjadi seorang komunikator yang lebih efektif dan meyakinkan.
Tidak peduli apakah Anda seorang profesional yang ingin meningkatkan kemampuan presentasi, seorang pemimpin yang ingin memengaruhi orang lain, atau hanya seorang yang ingin berkomunikasi dengan lebih efektif dalam kehidupan sehari-hari, modul ini akan memberikan wawasan dan strategi yang berharga.
Mari kita jelajahi bersama-sama Modul 5 hingga 9 dari panduan komprehensif komunikasi persuasif ini, dan mulailah membangun keterampilan yang akan membawa Anda menuju kesuksesan dalam berkomunikasi persuasif.
Ringkasan Komunikasi Persuasif Modul 5
Kb 1
RANGKUMAN
Menurut Blake
dan Haroldsen (1979) pesan merupakan simbol yang diarahkan secara selektif yang
diperuntukkan dalam mengomunikasikan informasi. Dalam proses komunikasi, pesan
yang disampaikan dapat berupa verbal dapat pula nonverbal. Dapat disengaja
(intentional), dapat pala tak disengaja (unintentional). Pesan verbal merupakan
salah satu faktor yang paling menentukan dalam keberhasilan komunikasi
persuasif. Di dalamnya terdapat aspek rangsangan wicara dan penggunaan kata-
kata.
Tidak setiap
rangsangan wicara dapat diterima langsung oleh sasaran, paling tidak hal ini
tergantung pada sistem penginderaan, persepsi, perhatian, memori, dan berpikir.
Pesan nonverbal terdiri atas body notion or kinesics behavior, paralanguage, proxemics, olfaction, skin sensitivity to touch and temperatur, dan use the artifacts. Suatu pesan dikatakan efektif bila makna pesan yang dikirim persuader berkaitan erat dengan makna pesan yang diterima atau ditangkap serta dipahami oleh sasaran.
Kb 2
RANGKUMAN
Pesan merupakan
hasil dari usaha manusia di dalam menyandikan gagasan-gagasannya. Arti atau
makna tidak ada di dalam pesan. Arti bukanlah sesuatu yang didapatkan. Arti ada
di dalam diri orang, dan merupakan respon yang tidak tampak. Kita memperoleh
"arti" dari dunia pada awalnya berdasarkan proses
"pembiasaan" atau conditioning. Kita memperoleh "arti" dari
pengalaman kita.
Tiga prinsip
hipotesis berperantara (mediation hypotesis) mengemukakan bahwa kita cenderung
memisahkan (a) respon yang tidak menuntut banyak usaha atau tenaga, (b) respon
yang tidak menghambat respon yang kita buat untuk stimulus distal pada
permulaannya, dan (c) respon yang dapat membedakan stimulus tersebut dari
stimulus lainnya. Arti denotatif menyatakan suatu hubungan, yang memerlukan
hadirnya baik tanda kata maupun bendanya. Jadi arti denotatif dapat ditunjukkan
dengan mengacu pada objek yang dimaksudkan. Kawasan arti denotatif adalah
realitas fisik.
Arti struktural
dapat diperoleh ketika suatu tanda (simbol) kata membantu kita untuk meramalkan
tanda-tanda lain atau bilamana urutan
dari dua tanda
kata menceritakan sesuatu mengenai hubungannya yang tidak diperoleh dari
masing-masing kata itu sendiri. Arti struktural adalah suatu hubungan antara
tanda dengan tanda. Adapun arti kontekstual bersifat "cangkokan" dan
melalui arti ini kita akan memperoleh kejelasan tentang istilah-istilah
tertentu yang sebenarnya belum kita ketahui artinya. Sementara itu, arti
konotatif merupakan hubungan antara suatu tanda dengan suatu objek. Hal itu
melibatkan lebih dari sekadar pelibatan orang- orang pada arti yang lain.
Hipotesis
Sapir-Whorf mengatakan bahwa dunia ini dipersepsi secara berbeda oleh para
anggota komunitas linguistik yang berlainan dan persepsi ini ditransmisikan
serta dipertahankan oleh bahasa. Penggunaan bahasa yang tidak tepat dapat
mengganggu proses berpikir seseorang. Beberapa di antaranya yang dapat langsung
mengganggu komunikasi antara lain bahasa abstrak, inferensi, dikotomi,
eufimisme, dan bahasa ekaivokal.
Kb 3
Terdapat tiga
tujuan pesan komunikasi persuasif yaitu (1) membentuk tanggapan, (2) memperkuat
tanggapan, dan (3) mengubah tanggapan.
Dalam proses
pembentukan sikap dan tanggapan, persuader harus mampu mempertalikan antara
gagasan atau produk baru dengan nilai-nilai yang telah melekat dalam sistem
masyarakat atau sasaran. Penguatan tanggapan adalah terdapatnya kesinambungan
perilaku yang sedang berlangsung saat ini terhadap beberapa produk, gagasan,
dan isu. Pengubahan tanggapan adalah perubahan tanggapan sasaran persuasi untuk
mengubah perilaku mereka terhadap suatu produk, konsep, atau gagasan.
Dalam komunikasi
persuasif, menggayakan pesan merupakan aspek yang penting karena dapat
"membungkus pesan menjadi lebih menarik dan enak di "konsumsi.
Seorang persuader harus memiliki gaya perolehan perhatian yang mengesankan,
yang dapat diperoleh dengan cara penggunaan bahasa yang jelas, luas, dan tepat.
Bahasa yang efektif mengandung tiga unsur yaitu kejelasan, kelugasan, dan
ketepatan.
Agar komunikasi
persuasif berfungsi dengan baik dan efektif, maka dalam penyampaian pesan-pesan
persuasi harus disertai dengan gaya yang mengesankan, menawan, dan tidak
membosankan. Untuk itu, ada tujuh teknik yang bisa digunakan yaitu omisi,
inversi, suspensi, antitesis, repetisi, paralelisme, dan aliterasi.
Daya guna pesan
persuasif dapat dilihat dari fungsi pesan itu sebagai (1) isyarat yang
disampaikan, (2) bentuk struktural, (3) pengaruh sosial, (4) penafsiran, (5)
refleksi diri, dan (6) kebersamaan.
Ringkasan Komunikasi Persuasif Modul 6
Kb 1
RANGKUMAN
Saluran
komunikasi adalah media yang digunakan untuk membawa pesan. Hal ini berarti
bahwa saluran merupakan jalan atau alat untuk perjalanan pesan antara
komunikator (sumber atau pengirim) dengan komunikan (penerima). Saluran
memiliki tujuh dimensi yang memungkinkan untuk mengevaluasi efektivitas saluran
yang berbeda. Dimensi-dimensi tersebut adalah kredibilitas saluran, umpan balik
saluran, keterlibatan saluran, tersedianya saluran, daya tahan saluran,
kekuatan multiguna saluran, dan kesalingmelengkapi saluran.
Komunikasi tatap
muka berlangsung manakala persuader dan persuader saling berhadapan muka, dan
di antara mereka dapat saling melihat. Komunikasi tatap muka disebut pula
komunikasi langsung (direct communication). Berdasarkan jumlah komunikan yang
dihadapi
komunikator,
komunikasi tatap muka dapat diklasifikasi menjadi dua jenis yakni komunikasi
interpersonal dan komunikasi kelompok.
Komunikasi
interpersonal merupakan komunikasi langsung antara dua orang atau lebih secara
fisik, yang semua indra berfungsi, dan umpan balik dapat secara langsung
dilakukan.
Komunikasi
persuasif dalam komunikasi tatap muka memiliki variasi situasi komunikasi.
Paling tidak ada empat variasi situasi yakni:
1. definition
physical interdependence;
2.
action-reaction interdependence:
3.
interdependence of expectations empathy;
4. interaction.
KB 2
RANGKUMAN
Sejarah membuktikan bahwa manusia pada dasarnya cenderung untuk berkelompok. Manusia tidak bisa hidup secara individual. La selalu membutuhkan kehadiran orang lain. Dalam suatu kelompok, paling tidak, terdapat tiga aspek yakni kegiatan, interaksi, dan perasaan (sentiment). Konsep kelompok dapat dikaji dari berbagai aspek seperti aspek persepsi, motivasi, tujuan, organisasi, interdependensi, dan interaksi. Dalam suatu kelompok, akan dijumpai berbagai proses seperti persepsi, kebutuhan, interaksi, sosialisasi, struktur kelompok, dan adanya periode waktu tertentu.
Interaksi di
dalam kelompok menimbulkan suatu energi yang membawa kelompok itu menjadi
dinamis. Penggunaan energi kelompok dipengaruhi oleh group syntality atau
kepribadian kelompok. Interaksi di dalam kelompok dapat membentuk variasi pola
kelompok. Kelompok tersebut dapat berupa kooperatif, kompetisi, konflik, dan
kelompok akomodasi. Afiliasi kelompok berperan penting dalam membentuk sikap,
yang dapat mengapresiasikan sejumlah faktor penting seperti hubungan kelompok
primer, tekanan konformitas dari kelompok, hasrat untuk berbagi pengalaman dan
informasi, serta kecenderungan dalam mengkaji siapa yang paling respek di
antara anggota kelompok.
Referensi group
adalah seseorang dalam setiap kelompok melakukan referensi atasnya. Seseorang
menggunakan kelompoknya untuk mengukur dirinya, dan sebagai sumber bagi
nilai-nilai sikap pribadinya. Ada dua fungsi kelompok referensi yakni fungsi
perbandingan sosial dan fungsi pengesahan sosial.
Sementara itu,
efek persuasi dalam interaksi kelompok dapat dilihat dari dua aspek yakni
kepaduan (cohesiveness) dan konformitas (conformity).
Kb 3
RANGKUMAN
Pengertian media
massa seringkali ditujukan pada peralatan teknik, yang digunakan dalam komunikasi
massa. Jenis media massa bisa berupa media cetak, bisa pula elektronik.
Keberadaan media
massa membutuhkan dua perkembangan, yakni:
1. adanya
teknologi yang relatif maju:
2. melek huruf
pada sebagian masyarakat yang memanfaatkan informasi.
Semakin tinggi
status ekonomi seseorang, dan semakin besar komunitas tempat seseorang tinggal,
maka semakin besar kemungkinannya ia menjadi pembaca surat kabar yang teratur.
Media cetak memengaruhi pembacanya untuk bertindak, ternyata lebih kuat jika
dibandingkan dengan media elektronik. Televisi dapat memengaruhi eksistensi
suatu kebudayaan, medium untuk mentransmisikan pengalaman, memengaruhi sikap,
pandangan, persepsi dan perasaan audiens, meningkatkan status sosial
pemiliknya, berpengaruh terhadap penjadwalan kegiatan sehari-hari, dan
menghilangkan perasaan serta menumbuhkan perasaan tertentu. Televisi pun dapat
menimbulkan displacement effects, yang terdiri atas tiga prinsip, yakni
kesamaan fungsional, kegiatan yang diubah, dan kegiatan yang marjinal.
Proses persuasi
dalam tv merupakan suatu mekanisme proses belajar. Hal ini berkaitan dengan
motivasi audiens Radio, yang sifat khasnya auditif dapat memengaruhi audiens
dalam aspek kognitif, karena melalui radio, pengetahuan kita akan berubah.
Pengaruh media
massa terhadap perilaku manusia banyak menarik minat peneliti komunikasi.
Penelitian-penelitian tersebut telah menghasilkan banyak teori di antaranya The
Bullet Theory, The Limited-
Effects Model,
Cultivation Theory, McLuhan's Media Determinism, The Effect of Synthetic
Experience, The Spiral Silence, Media Hegemony. The Powerful Effects-Model, dan
lain-lain.
Teori-teori efek
media massa yang ada, sering kali menunjukkan pertentangan yang cukup ekstrem.
Di satu sisi mengatakan bahwa media massa itu mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap berbagai aspek perilaku manusia, di sisi lain, justru tidak
berdampak apapun.
Joseph Klapper
berdasarkan hasil penelitiannya, ternyata mampu menjembatani pertentangan teori
yang ada. Menurutnya, media massa berfungsi sebagai variabel antara untuk
terjadinya perubahan perilaku manusia.
Rangkuman Komunikasi Persuasif Modul7
Kb 1
RANGKUMAN
Diri atau self
adalah suatu susunan konsep hipotetik yang merujuk pada perangkat yang kompleks
dari karakteristik proses fisik, perilaku dan kejiwaan seseorang. Dimensi diri
(self) terdiri atas lima aspek yakni fisik diri, diri sebagai proses, diri
sosial, konsep diri, dan citra diri.
Bagian
masing-masing diri, satu sama lain saling tergantung, saling tumpang-tindih,
dan saling berkaitan. Proses penyesuaian diri yang kita lakukan merupakan
bagian dari suatu konsep yang disebut Manajemen Kesan yakni kebiasaan seseorang
untuk menyesuaikan kata-kata dan perilakunya sedemikian rupa, sehingga
menghasilkan kesan yang diinginkannya dari orang-orang di sekitarnya, untuk
membuat orang lain menyukai, menghargai, menghormati, atau apa saja yang
diinginkan orang itu. Membentuk diri membutuhkan serangkaian proses, artinya
hal itu berjalan terus-menerus tanpa henti dan tidak bersifat statis.
Konsep diri
(self concept) merupakan pandangan dan perasaan kita tentang diri kita, yang
bersifat psikologis, sosial, dan fisik. Penghargaan mengenai diri kita
masing-masing menentukan sampai batas tertentu bagaimana kita akan bertindak
dalam hidup. Bila kita berpikir bahwa kita bisa, maka kita cenderung sukses,
sebaliknya bila kita berpikir akan gagal, maka sebenarnya kita telah menyiapkan
diri untuk gagal. Jadi, konsep diri merupakan ramalan yang dipersiapkan untuk
diri sendiri.
Dalam konsep
diri terkandung dua aspek yakni citra diri (self image) dan harga diri (self
esteem). Konsep diri terdiri atas tiga dimensi yakni pengetahuan Anda tentang
Anda sendiri, pengharapan Anda mengenai diri Anda, penilaian tentang diri Anda
sendiri.
Faktor-faktor
yang memengaruhi konsep diri terdiri atas reaksi orang lain, perbandingan
dengan orang lain, peranan seseorang, dan identifikasi terhadap orang lain.
Aktualisasi diri adalah suatu ekspresi yang bebas dan sempurna dari kemampuan
dasar dan kemampuan taraf berikutnya, yang telah dimiliki seseorang. Ada dua
macam dorongan untuk aktualisasi diri yakni dorongan untuk mendapatkan
kebutuhan positive regard dan dorongan untuk mendapatkan kebutuhan self regard.
Ada 15
karakteristik pribadi yang telah beraktualisasi diri yakni penerimaan terhadap
diri sendiri dan orang lain, persepsi yang akurat tentang kenyataan, keakraban
dengan orang lain, otonomi pribadi, memusatkan diri sendiri pada masalah,
spontanitas, privasi, kemandirian dari lingkungan dan kebudayaan, kesegaran dan
apresiasi, pengalaman mistik, minat sosial, rasa humor yang filosofis,
berkarakter demokratis, kreativitas, pemikiran yang jernih tentang yang salah
dan benar, serta keterbukaan pada pengalaman.
Manusia secara
tidak sadar menggunakan penyimpangan- penyimpangan kenyataan untuk melindungi
dirinya dari kecemasan yang datang, karena mengetahui adanya satu motif dasar
yang muncul. Penyimpangan kenyataan ini disebut mekanisme pertahanan diri.
Bentuk-bentuk
mekanisme pertahanan diri terdiri atas proyeksi, regresi, represi, reaksi
formasi, intelektualisasi, rasionalisasi, dan sublimasi. Efek komunikasi
persuasi ternyata berkorelasi dengan harga diri dan konsep diri seseorang.
Pengenalan terhadap aspek-aspek kepribadian persuadee sangat penting dalam
upaya menyusun strategi komunikasi.
Kb 2
RANGKUMAN
Persuader sebelum
melakukan perubahan dirinya, sebenarnya melakukan suatu aktivitas yang
fundamental, aktivitas yang sifatnya intern, di dalam diri yakni belajar.
Belajar biasanya
tidak hanya merupakan suatu proses sesaat. Setiap persuadee, menerima stimulus,
menafsirkan, memberikan respon, mengamati akibat respon, menafsirkan kembali,
memberikan respon baru, menafsirkan, dan seterusnya. Hal ini dilakukan
terus-menerus, sehingga persuadee mendapat kebiasaan memberikan respon dalam
suatu cara tertentu terhadap suatu stimulus tertentu.
Ada lima faktor
yang memengaruhi perkembangan kekuatan kebiasaan yakni (1) sering terjadi
pengulangan respon yang mendapatkan ganjaran, (2) isolasi hubungan
stimulus-respon, (3) jumlah ganjaran. (4) waktu antara respon dan ganjaran, dan
(5) usaha yang dikehendaki untuk melakukan respon.
Persuade tidak
akan memberikan respon kecuali jika ia mengharap bahwa responnya akan
menguntungkan. Pemahaman tentang konsep ganjaran, dapat dikaji melalui
pemikiran Dewey tentang self interest.
Konsep pengaruh
berawal dari asumsi yang dikemukakan oleh teori tentang tingkah laku manusia,
yang menyatakan bahwa manusia bertindak di bawah ketegangan fisiologis, karena
adanya ambiguitas, dan ketiadaan bentuk, sehingga dengan demikian keinginannya
untuk memengaruhi adalah suatu keinginan untuk mengurangi ketegangannya
sendiri, dengan mengurangi ambiguitas atau dengan mengurangi ketidakpastian
tentang hakikat lingkungannya.
Secara
fisiologis, indra keseimbangan memungkinkan persuadee untuk menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan fisiknya. Secara psikologis, indra tersebut dapat
menghasilkan keinginan untuk ketetapan struktur dalam pengamatannya. Akibat
suatu respon tidak selamanya
bersifat
positif. Respon yang sama dapat pula menghasilkan akibat yang negatif.
Sikap dapat
mempunyai fungsi yang berbeda bagi setiap individu. Paling tidak ada tiga
fungsi sikap yakni (1) fungsi pengetahuan, (2) fungsi ekspresi, dan (3) fungsi
peningkatan harga diri.
Pengaruh
komunikasi persuasif atas perubahan perilaku persuader dapat dilihat dari dua
pendekatan yakni pendekatan tradisional dan pendekatan teori kognitif.
Persuasibilitas
dapat diartikan sebagai kerentanan audiens terhadap pesan persuasi yang
diterimanya. Istilah lain untuk persuasibilitas adalah communication-free
persuasibility atau communication-bound persuasi- bility. Menurut Simons,
terdapat banyak faktor yang berkaitan dengan persuasibilitas, di antaranya (1)
usia dan jenis kelamin, (2) inteligensia dan tingkat pendidikan, (3) harga
diri, (4) autoritarianisme dan dogmatisme, (5) struktur sikap. (6) kejelasan
kognitif, dan (7) penghin daran-peniruan.
Ringkasan Komunikasi Persuasif Modul 8
Kb 1
RANGKUMAN
Untuk menguasai
teknik persuasi, faktor-faktor yang diperlukan antara lain sebagai berikut. (1)
Mampu berpikir dalam kerangka acuan yang lebih besar untuk penggunaan teknik
yang tepat dalam suatu keadaan tertentu. (2) Mampu menegakkan kredibilitas. (3)
Mampu berempati. (4) Mampu menunjukkan perbedaan dengan sasaran. (5) Mampu
mengetahui saat-saat yang tepat untuk menggiring audiens pada pesan yang diberikan.
(6) Mampu mengetahui kapan alat bantu komunikasi digunakan, dan lain- lain.
Persuasi
merupakan tindakan memanipulasi simbol untuk menghasilkan perubahan melalui
"tingkah laku evaluatif" dan "tingkah laku
pendekatan-penghindaran" atau "sikap",
William S.
Howell mengetengahkan sepuluh teknik persuasi sebagai berikut. () The
yes-respone technique. (2) Putting it up to you. (3) Simulated disinterest. (4)
Transfer. (5) Bandwagon technique. (6) Say it with flower. (7) Don't ask if,
ask which. (8) The swap technique. (9) Reassurance. (10) Technique of
irritation.
Charles Larson
mengemukakan tujuh teknik dalam komunikasi persuasi, seperti berikut ini. (1)
The Yes-yes technique. (2) Don't ask if ask which. (3) Answering a question
with questions. (4) Getting partial commitment. (5) Ask more, so they settle
for less. (6) Planting. (7) Getting an IOU
Werner J.
Severin dan James W. Tankard (1992) mengemukakan tiga teknik persuasi yakni (1)
appeals to humor, (2) appeals to sex, dan (3) extensive repetition of an advertising
message.
Kb 2
RANGKUMAN
Strategi adalah
rencana terpilih yang bersifat teliti dan hati-hati atau serangkaian manuver
yang telah dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam
mempertimbangkan strategi komunikasi persuasi yang akan diterapkan, perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut. (1) Spesifikasi tujuan persuasi. (2)
Identifikasi kategori sasaran. (3) Perumusan strategi persuasi. (4) Pemilihan
metode persuasi yang diterapkan.
Komunikasi
persuasif, paling tidak, memiliki tiga tujuan yakni membentuk tanggapan,
memperkuat tanggapan, dan mengubah tanggapan.
Secara umum,
sasaran persuasi dapat diidentifikasi berdasarkan umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, keanggotaan dalam kelompok primer, dan minat khusus
sasaran. Selain itu, dapat pula dilihat dari aspek sasaran pedestrian, sasaran
pasif dan kelompok diskusi, sasaran terpilih, sasaran kesepakatan, dan sasaran
terorganisasi.
Langkah-langkah
dalam perumusan strategi komunikasi persuasif antara lain: (1) pengumpulan dan
analisis data, (2) analisis dan evaluasi fakta, (3) identifikasi masalah, (4)
pemilihan masalah yang ingin disampaikan dan dipecahkan, (5) perumusan tujuan,
(6) perumusan alternatif pemecahan masalah, (7) penetapan cara mencapai tujuan,
(8) evaluasi hasil kegiatan, dan (9) rekonsiderasi.
Prinsip-prinsip
dalam merumuskan strategi komunikasi persuasi yang perlu diperhatikan adalah:
(1) prinsip identifikasi, (2) prinsip
tindakan, (3)
prinsip familiaritas dan kepercayaan, serta (4) prinsip kejelasan.
Prinsip-prinsip
metode persuasi sebagai landasan untuk memilih metode yang tepat dan baik yang
perlu diperhatikan adalah (1) pengembangan untuk berpikir kreatif, (2) persuasi
dilakukan pada tempat kegiatan sasaran, (3) setiap individu terikat pada
lingkungannya, (4) harus dapat menciptakan hubungan yang akrab dengan sasaran,
dan (5) harus dapat memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan.
Dalam memilih
metode persuasi, ada tiga pendekatan yang bisa dilakukan, yakni pendekatan
berdasarkan media yang digunakan, sifat hubungan antara persuader dan
sasarannya serta pendekatan psikososial.
Strategi
persuasi psikodinamika dipusatkan pada faktor emosional dan atau faktor
kognitif. Salah satu asumsi dasarnya adalah bahwa faktor- faktor kognitif
berpengaruh besar pada perilaku manusia. Esensinya bahwa pesan yang efektif
mampu mengubah fungsi psikologis individu dengan berbagai cara sehingga sasaran
akan merespon secara terbuka dengan bentuk perilaku seperti yang diinginkan
persuader.
Asumsi pokok
dari strategi persuasi sosiokultur adalah bahwa perilaku manusia dipengaruhi
oleh kekuatan luar dirinya. Esensi strategi ini adalah bahwa pesan harus
ditentukan dalam keadaan konsensus bersama.
Asumsi dasar
strategi persuasi the meaning construction adalah bahwa pengetahuan dapat
membentuk perilaku. Strategi ini dicirikan oleh "belajar-berbuat
(learn-do".
Ringkasan Materi BMP Komunikasi Persuasif UT (SKOM4326) Modul 9
Kb 1
RANGKUMAN
Pada umumnya,
hambatan komunikasi dapat diselesaikan oleh dua faktor yakni faktor mekanistis
komunikasi mania dan faktor psikologis. Selain itu, hambutan tersebut dapat
diselesaikan oleh dogmatisme, stereotipe, dan pengaruh Engkaran. Kondisi ita
pun dapat pula disebabkan olch faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal dapat berupa persepsi sosial, posisi sosial, dan proses sosial,
sedangkan faktor eksternal dapat disebabkan oleh faktor penguatan
(reinforcement) dan faktor harapan yang diinginkan.
Citra (image)
persuader dalam komunikasi persif sangat menentukan dalam mengubah, membentuk
dan memperkuat sikap. pendapat dan perilaku sasaran sesuai dengan tujuan yang
diinginkan. Citra pernader berbanding lurus dengan kredibilitasnya.
Persuader dalam
melakukan komunikasinya, akan dihadapkan pada masalah sikap, nilai, dan
kepercayaan sasaran yang bertentangan. Sasaran yang dihadapi persuader dalam
menerima pesannya tidak semata menggunakan pikiran yang logis saja. Mereka
kadangkala menggunakan perasaan, keinginan, serta pilihan-pilihannya untuk
mengambil keputusan. Mereka kadang-kadang bersikap apatis atau skeptis.
Kb 2
RANGKUMAN
Analisis adalah
pengidentifikasian dan pemeriksaan komponen- komponen objek yang sedang dikaji.
Analisis masalah komunikasi persuasi adalah pemeriksaan terhadap isi pesan,
tujuan, dukungan sasaran, dan konteks sosial.
Dalam memilih
topik persuasi, karena cakupannya luas dan beragam, maka hal-hal yang perlu
dijawab adalah topik apa, dalam bentuk apa, persuasi siapa, ditujukan kepada
siapa, serta kapan persuasi itu dilakukan. Tujuan analisis persuasi adalah
untuk memperoleh informasi tentang kualitas dari pelaksanaan komunikasi
persuasif, baik dalam bentuk komunikasi lisan maupun tulisan.
Metode analisis
persuasi yang digunakan disesuaikan dengan tujuan analisis yang telah
ditetapkan. Metode yang dapat digunakan antara lain metode deskriptif,
eksploratif, eksplanatori, dan metode-metode khusus seperti message centered
analysis, causal analysis, evaluative criticism, dan theory-oriented analysis.
Untuk
menganalisis masalah-masalah persuasi, dapat digunakan teknik analisis
kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis kualitatif dilakukan dengan
pembentukan serta menghubungkan kategori-kategori berdasarkan kejadian-kejadian
atau pengamatan. Berdasarkan hubungan kategori yang terjadi maka dibuat
hipotesis-hipotesis tentang kategori- kategori vang dihubungkan, memunculkan
teori berdasarkan hubungan
hipotesis yang
diperoleh. Teknik analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menggunakan tes
statistik yang relevan.
Untuk
menganalisis presentasi persuasif sendiri, dapat dilakukan dengan cara
memeriksa komponen-komponen tujuan, sasaran, materi dukungan, pemikiran, pola
organisasi, bahasa, dan alat bantu multimedia.
Penulisan hasil
analisis persuasi pada prinsipnya sama seperti penulisan karya ilmiah lainnya,
yang mencakup judul analisis, pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan
dan identifikasi, tujuan analisis, kegunaan, tinjauan pustaka, metode analisis
yang memuat metode, operasionalisasi variabel, validitas dan reliabilitas alat
ukur, populasi dan teknik sampling, teknik pengumpulan data, dan teknik
analisis data, hasil analisis dan pembahasan, serta simpulan dan rekomendasi.
Kb 3
RANGKUMAN
Tujuan analisis
komunikasi persuasif periklanan adalah untuk melakukan pengidentifikasian dan
pemeriksaan terhadap pesan, isi, tujuan dukungan, dan konteks sosial dari suatu
iklan.
Merek dagang,
kemasan, slogan, promosi, dan bentuk-bentuk pesan merupakan konsep-konsep utama
dalam periklanan. Analisis komunikasi persuasi periklanan dapat diklasifikasi
menjadi dua bagian, yaitu analisis identifikasi masalah dan analisis untuk
pemecahan masalah.
Proses analisis
komunikasi untuk periklanan adalah serangkaian kegiatan atau tahap yang
dilakukan dalam melaksanakan analisis komunikasi persuasif periklanan.
Masalah-masalah komunikasi persuasif periklanan dapat berasal dari sumber,
saluran, pesan, media, sasaran, lingkungan sosial budaya, serta efek dan dampak
periklanan.
Untuk memperoleh
kerangka pemikiran yang jelas dan menyeluruh, maka diperlukan dukungan kerangka
teoretis yang dapat menjelaskan semua pengertian dan definisi. Rancangan
analisis merupakan kerangka untuk melaksanakan analisis. Pengumpulan data
adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang
diperlukan. Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam analisis
komunikasi persuasi periklanan, karena melalui analisis data, data yang telah
dikumpulkan dapat diberi arti serta berguna untuk menjawab pertanyaan analisis
secara keseluruhan.
Penutup
Dengan demikian, kami telah menyelesaikan perjalanan melalui Modul 5 hingga 9 dari panduan komunikasi persuasif ini. Melalui pembahasan tentang retorika, psikologi audiens, teknik persuasif lanjutan, penggunaan cerita, dan adaptasi strategi komunikasi, Anda telah diperkenalkan pada beragam konsep dan keterampilan yang krusial dalam mengasah kemampuan persuasif Anda.
Sekarang, tugas selanjutnya adalah untuk menerapkan dan melatih keterampilan-keterampilan ini dalam kehidupan sehari-hari Anda. Ingatlah bahwa komunikasi persuasif adalah proses yang terus-menerus berkembang, dan dengan setiap percobaan dan pengalaman baru, Anda akan menjadi semakin mahir dalam memengaruhi orang lain dan mencapai tujuan Anda.
Kami berharap bahwa panduan ini telah memberikan wawasan yang berharga dan inspirasi untuk mengembangkan keterampilan komunikasi persuasif Anda. Terima kasih telah mengikuti perjalanan ini bersama kami. Jangan ragu untuk terus mengasah keterampilan Anda, dan ingatlah bahwa komunikasi yang efektif adalah kunci keberhasilan dalam berbagai bidang kehidupan. Semoga sukses selalu menyertai Anda dalam upaya-upaya Anda untuk menjadi komunikator yang lebih persuasif dan memengaruhi dunia di sekitar Anda dengan positif.