Perkembangan Public Speaking Setelah Era Yunani Kuno
Perkembangan kebudayaan dan perdagangan Yunani Kuno menyebabkan pemikiran dan ajaran retorika ini menyebar ke berbagai penjuru kota-kota lainnya. Saat Romawi menjajah Yunani, pemikiran ini diadopsi oleh masyarakat Romawi dan disebarluaskan bersamaan dengan ekspansi kerajaan Romawi ke seluruh dunia, terutama Eropa.
Pada abad pertengahan (mengacu pada abad ke-5 sampai 15 di Eropa). retorika diajarkan di universitas-universitas di Eropa sebagai pelajaran pokok, bersama dengan logika dan struktur bahasa. Kebangkitan monarki Eropa menyebabkan kebebasan berbicara di depan publik berkurang. mendorong pemanfaatan retorika terbatas dalam upacara keagamaan serta penyebaran agama Kristen di Eropa. Retorika dipelajari oleh lembaga- lembaga agama karena keterampilan ini bermanfaat dalam menyebarluaskan ajaran agama ke berbagai wilayah.
Perkembangan seni dan budaya, serta sistem negara yang tidak demokratis, mendorong pemikiran atau ide dituangkan tidak dalam bentuk retorika tutur (seni berbicara lisan) seperti pidato politik, melainkan dalam bentuk tulisan berupa cerita, puisi, surat-surat korespondensi, atau bahkan lukisan.
Struktur berpikir serta keterampilan memilih kata yang banyak dimanfaatkan dalam retorika lisan juga ternyata sangat bermanfaat bagi retorika tertulis pada abad pertengahan tersebut.
Perkembangan ilmu pengetahuan juga mendorong penggunaan retorika untuk menyebarkan ilmu tersebut. Namun berbeda dengan retorika klasik Yunani yang penuh gaya, retorika ilmu pengetahuan menggunakan bahasa yang lugas, menekankan pada fakta, serta tidak banyak memakai metafora. Keindahan retorika tidaklah penting, yang penting adalah isi keilmuannya.
Pada abad 18 dan 19, beragam klub debat dan diskusi bermunculan di Eropa dan di Amerika sehingga kemampuan berbicara di depan publik kembali berkembang di kalangan masyarakat awam, bukan hanya kaum bangsawan atau rohaniwan. Revolusi Kemerdekaan di Amerika Utara (berlangsung dari 1775 sampai 1777 yang menghasilkan negara Amerika Serikat) dan Revolusi Prancis di Eropa (berlangsung pada 1789-1799 mendorong berakhirnya bentuk kerajaan di Prancis) menginspirasi perubahan sistem politik di berbagai negara di Eropa dan Amerika. Pertumbuhan sistem politik demokrasi kembali mendorong berkembangnya praktik public speaking, seperti yang terjadi pada masa Yunani Kuno.
Mereka yang mempelajari public speaking pada masa itu kembali belajar tentang berbagai hukum retorika yang diidentifikasi Cicero dan tokoh retorika lainnya. Stadi terhadap public speaking mulai dilakukan di beberapa universitas terkenal, seperti Universitas Harvard di Amerika Serikat.
Pada abad 20 dan 21 retorika dan public speaking berkembang menjadi mata kuliah atau mata pelajaran yang diberikan di sekolah menengah atau di universitas. Prinsip-prinsip yang diajarkan sejak masa Yunani Kuno seperti ethos/etika, logos/logika, dan pathos/emosi masih diajarkan sampai sekarang. dengan penyesuaian dengan kondisi jaman. Reputasi public speaking semakin tumbuh setelah munculnya Ilmu Komunikasi yang diajarkan di berbagai universitas. Public speaking semakin berkembang dalam bidang pemasaran, periklanan, politik, dan literatur
Perkembangan media komunikasi saat ini juga menuntut penyesuaian dalam public speaking. Keberagaman budaya masyarakat dunia, kemudahan menjangkau orang-orang di bagian dunia mana pun, serta pertumbuhan teknologi mengubah wajah public speaking saat ini.
Istilah publik dalam public speaking juga berkembang tidak hanya mengacu pada orang-orang yang kita temui secara langsung, dalam sebuah ruangan yang sama, seperti praktik public speaking konvensional. Publik dalam public speaking modern juga dapat meluas menjadi mereka yang mendengarkan pesan kita melalui media seperti radio, televisi, bahkan internet.
Saat melakukan public speaking dengan media radio, gerak tubuh tidaklah penting, yang penting adalah pilihan kata, intonasi, cepat-lambat pengucapan, dan sebagainya. Saat menggunakan media televisi pandangan mata menjadi penting.
Baca juga: Cara Mengatasi Demam Panggung Saat Public Speaking
Publik yang menonton televisi ingin supaya pembicara sedang bercakap-cakap langsung dengan mereka. Karena itu, pembicara sering dianjurkan untuk memandang langsung ke kamera seakan sedang menatap mata orang ia ajak bicara, seperti yang sering kita lakukan dalam percakapan tatap muka. Internet memungkinkan PS yang kita lakukan dilihat oleh orang-orang dari berbagai belahan dunia tanpa dibatasi oleh waktu karena data PS kita terekam dalam ruang penyimpanan komputer.
Public speaking juga tidak lagi hanya terbatas pada komunikasi verbal menggunakan suara dan kata-kata, tapi juga melalui foto, tulisan, simbol, film, lukisan, bahkan arsitektur bangunan, yang sekarang dikenal sebagai retorika visual. Retorika visual sangat mengandalkan komunikasi nonverbal.
Misalnya saja sebuah iklan minuman ringan menampilkan sekelompok remaja yang bermain sepeda, tertawa sambil meminum produk yang diiklankan. Imaji tersebut berusaha mempengaruhi kita bahwa bila kita meminum produk tersebut, kita akan sehat dan bahagia seperti pada remaja tersebut.
Berbeda dengan desain grafis yang mementingkan keindahan sebuah karya grafis, retorika visual mementingkan pesan komunikasi yang hendak disampaikan oleh grafis tersebut. Kehadiran media internet sangat membantu penyebarluasan retorika visual tersebut karena kemampuannya menyalurkan data dalam bentuk tertulis maupun gambar, bahkan video.
Terlepas dari bentuk simbol yang dipakai, mulai dari kata-kata hingga bentuk visual, public speaking terus berkembang menjadi sebuah keterampilan yang penting untuk dikuasai pada masa ini.
Tag: Bangsa apa yang pertama kali mengembangkan public speaking? Apa fungsi retorika pada masa Yunani Kuno dan Romawi? Bagaimana perkembangan sejarah retorika? Siapakah tokoh public speaking?
Demikian materi singkat mengenai Perkembangan Public Speaking Setelah Era Yunani Kuno. Baca juga: 5 Hukum Retorika Menurut Pemikiran Aristoteles