Bagaimana cara mengaatasi demam panggung saat melakukan Public Speaking?
Bagaimana sih cara mengembangkan rasa percaya diri saat tampil didepan publik ataupun melakukan Public Speaking?
Salah satu hal yang menjadi perhatian dari para pembicara adalah demam panggung. Seorang yang sangat lancar berbicara dalam percakapan sehari-hari bisa tiba-tiba menjadi ketakutan pada waktu harus berdiri dan berbicara di hadapan publik. Bila Anda merasakan hal yang sama, ketahuilah bahwa Anda tidak sendirian.
1. Demam panggung adalah wajar
Sewaktu masih mahasiswa saya pernah terlibat dalam sebuah kepanitiaan aktivitas sosial di kampus. Kami hendak menyelenggarakan serangkaian pelatihan bagi anak-anak muda dalam sebuah komunitas di Jakarta. Kami harus menghadiri pertemuan bulanan warga untuk meminta izin melaksanakan kegiatan di lingkungan mereka.
Kami meminta ketua panitia mahasiswa untuk menjadi juru bicara kami dan berbicara di depan seluruh warga yang hadir. Singkat kata, warga sudah hadir, giliran juru bicara kami mengutarakan pesannya pun tiba. Tiba-tiba, tepat sebelum maju ke depan, ketua panitia berkata dengan panik: "saya tidak bisa, saya tidak sanggup." Akhirnya kami harus meminta dosen pendamping kami untuk berbicara di depan warga menggantikan ketua panitia kami.
Rasa gugup biasanya kita rasakan sebelum melakukan hal yang penting, termasuk saat kita harus melakukan public speaking. Demam panggung itu sendiri adalah perasaan yang normal. Pada waktu kita stres atau tertekan, tubuh kita merespons dengan memproduksi hormon adrenalin yang berlebihan.
Semburan adrenalin menimbulkan reaksi yang berbeda pada diri setiap orang, dan tentunya hal ini dapat kita antisipasi dan atasi, antara lain:
a. Jantung berdegup lebih cepat dari biasanya. Perlu kita sadari pada waktu jantung kita berdegup lebih kencang, hanya kita saja yang merasakan, sementara publik tidak melihat hal ini. Kita harus tenang dan berpikir positif dengan cara berdamai dengan diri kita melalui kata-kata positif seperti ini hanya demam panggung, tenang".
Yakinlah dengan konsentrasi pada materi yang ingin disampaikan, degup jantung kita akan segera berdetak normal kembali.
b. Keluar keringat berlebih di bagian tubuh tertentu seperti telapak tangan, wajah, atau ketiak. Bila keringat yang berlebihan keluar di telapak tangan, kita bisa menggenggam tisu atau sapu tangan, tidak perlu menyeka tangan terlalu sering sampai terlihat oleh publik.
Bila keringat banyak keluar di wajah, misal di dahi atau sekitar hidung, kita boleh menyekanya dengan tisu atau sapu tangan sesekali tapi sebaiknya tidak terlalu sering. Semakin sering kita melakukan gerakan-gerakan menyeka keringat maka semakin terlihat oleh publik kegugupan kita. Bila kita termasuk tipe orang yang akan mengeluarkan banyak keringat di bagian ketiak saat demam panggung, sebaiknya kita mengenakan pakaian dalam agar keringat tidak terlihat di baju.
c. Tangan menjadi gemetar. Demam panggung seperti ini terlihat publik. Untuk itu, atasi dengan cara memegang kertas catatan dengan ukuran kecil atau dengan membawa catatan dengan diberi alas kertas yang cukup tebal, sehingga getarannya tidak terlalu terlihat. Tapi biasanya dengan mengalihkan konsentrasi ke materi yang ingin disampaikan, getaran tangan akan hilang dengan sendirinya setelah kita bicara beberapa saat.
d. Lutut terasa lemas hingga terasa tidak sanggup menopang tubuh untuk berdiri. Hal ini biasanya terjadi karena kita terlalu banyak duduk sebelum bicara. Atasi dengan melakukan relaksasi fisik atau berjalan dan berdiri supaya lutut kita bisa menopang tubuh dengan baik.
e. Tenggorokan terasa tercekat sehingga suara menjadi parau, atau lebih buruk lagi: suara tidak bisa keluar. Pada waktu adrenalin menyembur, salah satu efek yang bisa terasa di sebagian orang adalah produksi lendir di tenggorokan meningkat.
Untuk mengatasi hal ini, kita dapat menjaga makanan dan khususnya minuman sebelum kita bicara. Hindari minuman yang lengket seperti susu, sirup, atau teh manis. Karena minuman sejenis ini akan membuat tenggorokan kita lengket ditambah dengan banyaknya lendir yang diproduksi oleh tubuh, maka suara kita jadi tercekat atau serak.
f. Perut terasa sakit dan seperti ingin buang air besar. Atasi dengan pola makan yang baik sebelum bicara. Dengan demikian saat perut kita terasa sakit kita tahu bahwa itu hanya akibat dari demam panggung, bukan sakit perut sesungguhnya.
g. Ingin buang air kecil secara berlebihan. Bila hal ini terjadi, tetap tenang dan segera ke belakang. Tapi bila tidak mungkin menghentikan pembicaraan, sebaiknya tahan dengan mengalihkan konsentrasi ke acara, niscaya keinginan itu menghilang. Kita bisa juga mengatasi dengan mengurangi jumlah air yang diminum. Kita bisa minum bila haus tapi jumlahnya sedikit dikurangi
h. Tidak bisa mengingat apa yang ingin disampaikan sekalipun sebelumnya sudah disiapkan. Atasi dengan membawa catatan atau menggunakan alat bantu visual seperti powerpoint. Bila catatan sudah ada di tangan, bacalah. Biasanya ini terjadi di awal-awal bicara, selanjutnya kita akan berbicara dengan lancar.
Kesalahan yang sering terjadi, pembicara sudah mengetahui kelemahannya bahwa ia sering lupa apa yang ingin disampaikan pada waktu demam panggung melanda. Lalu ia membawa catatan kecil sebagai "contekan". Namun begitu waktunya berbicara catatan yang sudah dibawanya tadi tidak dibaca, hanya dipegang saja, sementara ia berusaha untuk merangkai kalimat dan mengingat apa yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
Akibatnya ia berbicara dengan tidak teratur dan tidak jelas apa yang ingin disampaikan. Sudah dapat dipastikan kata-kata pembukanya tidak menarik dan presentasi bagian isi pun menjadi tidak sesuai dengan isi yang telah disiapkannya.
Reaksi-reaksi di atas adalah contoh reaksi demam panggung yang sering kita alami sebelum melakukan public speaking.
Baca juga: Apa yang dimaksud dengan organisasi sebagai suatu sistem?
Penyebab Demam Panggung
Demam panggung biasanya disebabkan rasa cemas yang muncul pada waktu public speaking. Hal yang dapat menyebabkan rasa cemas itu, antara lain:
1) Cemas topik dan informasi yang disampaikan tidak sesuai dengan harapan publik.
2) Cemas tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan publik. Biasanya rasa takut ini menyerang kredibilitas diri pembicara. 3) Cemas salah dalam penyampaian. Hal ini biasanya terjadi kalau naskah/materi disiapkan oleh orang lain atau bila pembicara kurang menguasai materi yang ingin disampaikan.
4) Cemas tampil buruk sehingga mempermalukan diri sendiri. 5) Cemas peralatan audio-visual tidak berfungsi dengan sempurna mengurangi kualitas penampilan bahkan sehingga mengacaukan segalanya.
Bila kita perhatikan hal-hal yang menyebabkan rasa cemas di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa ada rasa cemas yang dapat diatasi dengan persiapan yang baik dan sempurna, tapi ada juga rasa cemas yang hanya bisa diatasi dengan banyak latihan.
Kita bahkan dapat memanfaatkan rasa cemas tersebut untuk memunculkan presentasi yang luar biasa. Biarkan kecemasan itu bekerja untuk kita. Bahkan, bila kita tidak merasa gugup sama sekali sebelum public speaking, dapat dipastikan bahwa publik akan mendengarkan presentasi yang membosankan.
2. Memanfaatkan kecemasan untuk menghasilkan presentasi yang luar biasa
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan dalam memanfaatkan kecemasan menjadi sebuah keuntungan buat kita.
a. Berpikir positif. Bicaralah pada diri sendiri secara positif, misalnya dengan mengatakan:
"Saya pasti bisa menyampaikannya dengan baik."
"Ini adalah kesempatan bagi saya untuk menyampaikan pesan atau ide pada orang lain."
"Grogi adalah hal yang wajar, saya pasti bisa mengatasinya dengan baik."
"Saya punya topik yang menarik dan saya sudah lakukan persiapan yang sempurna, pasti publik senang mendengarkannya."
"Publik pasti akan tertarik sampaikan."
dengan apa yang akan saya
"Publik pasti orang yang menyenangkan, kalau mereka bertanya pasti mereka ingin tahu lebih jauh tentang apa yang saya sampaikan bukan untuk menyudukan atau apalagi menguji saya."
Saat muncul satu pikiran negatif di kepala kita, cari beberapa pikiran positif untuk melawannya sehingga pikiran negatif itu akan kalah.
b. Lakukan persiapan yang baik.
Persiapan yang baik membuat kita bisa menyampaikan presentasi lebih baik. Jangan pernah hanya memiliki bahan apa adanya dan berbicara tanpa menguasai apa yang disampaikan. Kita dapat menggunakan formula 5W+1H dalam persiapan:
1) Who is my public?
Siapa dan berapa orang publik yang akan berbicara dengan saya atau yang akan hadir? Pemahaman akan publik akan mempermudah kita dalam menyiapkan materi. Seperti yang akan dibahas dalam modul selanjutnya di buku ini, memahami publik akan menentukan gaya bahasa yang kita gunakan, cara menyampaikan pesan yang kita lakukan, contoh-contoh yang kita berikan, bahkan cara berbusana kita saat PS.
2) What is my topic about?
Apa yang akan saya sampaikan? Tidak hanya mempelajari isi presentasi yang kita berikan, pelajari juga hal- hal yang berhubungan dengan materi untuk menambah wawasan. Pengetahuan akan banyak hal tentang topik membuat kita menjadi lebih percaya diri, membuat kita lebih yakin saat memberikan contoh atau menjawab pertanyaan publik. Kita bahkan dapat mengulang pesan dengan kalimat yang berbeda bila kita melihat tatapan bertanya atau kebingungan di wajah publik saat kita menyampaikan presentasi kita.
3) Why should I talk about it?
Mengetahui alasan mengapa topik harus disampaikan/dibicarakan. Jangan berhenti di satu kali pertanyaan 'mengapa", usahakan gali lebih dalam alasan mengapa kita berbicara agar menemukan inti permasalahannya. Dengan demikian kita dapat lebih menjiwai apa yang hendak kita sampaikan. Kekhawatiran akan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan publik juga akan berkurang karena kita telah memikirkan kemungkinan munculnya pertanyaan tersebut.
Baca juga: Fungsi dan Tujuan Komunikasi
Misalnya: Mengapa saya mempresentasikan produk ini? Agar konsumen mengetahui produk perusahaan. Mengapa mereka harus mengetahui produk saya? Agar konsumen mengetahui kelebihan produk perusahaan dibandingkan dengan produk pesaing. Mengapa mereka harus tahu kelebihan produk perusahaan? Agar mereka beralih ke produk yang ditawarkan. Mengapa mereka harus beralih ke produk perusahaan? Agar produk perusahaan banyak terjual dan perusahaan memperoleh laba, dan seterusnya.
4) When?
Kapan saya bicara dan berapa banyak waktu yang saya miliki? Dengan mengetahui kapan kita bicara, kita dapat menyiapkan segala sesuatu sebelum waktunya. Selain itu, Anda punya waktu untuk latihan. Mengetahui jumlah waktu yang diberikan untuk berbicara juga penting agar kita dapat menyampaikan pesan secara efektif dalam batas waktu yang diberikan. Bila kita memiliki materi yang membutuhkan waktu 20 menit untuk presentasi padahal kita hanya memiliki 5 menit, kita berisiko akan tidak dapat memberikan pesan secara utuh dan memberikan kesimpulan yang mengesankan publik.
5) Where? Di mana saya bicara?
Bicara di lingkungan tempat kita sudah biasa berada tentunya lebih nyaman dibandingkan dengan bicara di tempat yang baru pertama kali kita kunjungi. Ketahui di mana dan bagaimana suasana serta pengaturan ruang tempat kita bicara. Dengan mengetahui tempat terlebih dahulu, setidaknya membuat kita menjadi lebih tenang.
Bila kita diminta berbicara di tempat yang belum kita ketahui letaknya, sebaiknya cari tahu cara menuju tempat tersebut hingga kita bisa sampai ke lokasi public speaking tepat pada waktunya. Di kota besar seperti Jakarta atau Surabaya, kemacetan lalu lintas sudah menjadi pemandangan sehari- hari hingga kita perlu menghitung lebih seksama waktu yang dibutuhkan menuju lokasi serta jalan tercepat menuju tempat tersebut.
6) Terakhir. How?
Bagaimana membuat presentasi/pidato saya menarik? Dengan mempertimbangkan hal-hal di atas, kita dapat melakukan riset dan mengumpulkan informasi yang dapat mendukung presentasi dan pengetahuan kita tentang materi. Setelah itu, kita dapat mengatur susunan penyampaian yang menarik dan mudah dimengerti publik.
Gunakan alat bantu visual yang diperlukan guna mendukung presentasi secara keseluruhan dan berikan contoh-contoh dan ilustrasi yang menarik membuat presentasi kita lebih mudah dimengerti. Misalnya saja, kita dapat memasukkan cuplikan film atau foto yang dapat memperkuat narasi kita akan sebuah hal. Kita juga dapat memasukkan gambar atau tabel untuk memperkuat statistik yang kita sampaikan.
3. Lakukan latihan dengan baik
Kita dapat melakukan hal di bawah ini.
a. Latih cara menyampaikan, mulai dari pembukaan untuk mencairkan suasana, isi sampai penutup. Latihan sebelum public speaking akan menghasilkan public speaking yang berkualitas.
b. Untuk hal-hal yang sulit sebaiknya dilatih dengan diucapkan, jangan hanya berlatih dalam benak. Sering kali bila kita bicara dalam hati terasa sudah lancar dan bisa, tapi pada waktu berhadapan dengan publik sering kali kita menjadi gugup dan salah mengucapkan. Untuk itu, latihanlah dengan mengucapkan kata-kata yang ingin disampaikan, terutama kata yang panjang seperti 'personifikasi' atau dalam bahasa lain seperti deliverability.
Baca juga: Cara Mengatasi Demam Panggung Saat Bernyanyi
c. Latih cara menggunakan alat bantu visual yang akan digunakan, misalnya bila kita menyiapkan alat peraga, ucapkan kalimat sambil menunjukkan alat peraga atau melakukan demo.
d. Latih sesi tanya-jawab. Pelajari segala pertanyaan yang mungkin terjadi dan latihlah bagaimana menjawabnya dengan sopan.
4. Gunakan kekuatan visualisasi diri
Visualisasi erat kaitannya dengan kepercayaan diri karena seperti menciptakan kekuatan mental yang menggambarkan diri kita sendiri 'sebagaimana yang kita inginkan. Bayangkan diri kita berada di atas panggung atau di podium, menatap semua publik yang hadir, menggunakan gerak tubuh dan ekspresi yang tepat, berbicara dengan suara yang jelas.
Rasakan kepercayaan diri kita terus bertambah dan kita dapat menyelesaikan pembicaraan dengan sangat baik. Pada waktu kita menciptakan citra diri di pikiran, usahakan realistik tetapi tetap fokus pada hal-hal yang positif. Sama seperti kita latihan secara fisik setiap kali sebelum melakukan presentasi, latihan mental ini juga harus dilakukan berulang kali.
Visualisasi bahwa ini adalah reaksi publik setelah mendengar Public Speaking kita akan membantu memberi kepercayaan diri.
5. Ketahuilah bahwa grogi tidak terlihat
Banyak pembicara cemas apa yang dirasakannya terlihat oleh publik, lalu berusaha menutupinya. Sulit sekali bagi kita untuk bicara dengan tenang dan baik bila kita merasa tidak nyaman. Jangan khawatir, orang yang sudah sering tampil di muka umum pun masih merasakan demam panggung.
Bahkan Afgan, penyanyi muda yang sangat terkenal, mengaku bahwa ia biasa mengalami demam panggung sebelum bernyanyi di muka umum. Karena kegugupannya, ia sering menggigiti kuku-kuku jarinya. Namun kita tidak dapat melihat kegugupannya tersebut setiap kali kita menontonnya bernyanyi di muka umum.
Bila sebelum bicara kebetulan kita bersalaman dengan seseorang dan tangan kita terasa sangat dingin atau berkeringat, lalu orang tersebut menanyakan apakah kita gugup, akui saja, katakan dengan tersenyum "Ya, saya merasa demam panggung".
Menutupi rasa demam panggung dengan berbohong hanya menambah beban dan tidak menyelesaikan masalah. Sering kali pengakuan ini akan membuat orang semakin menyukai kita, merasa simpati melihat usaha yang kita lakukan walaupun kita demam panggung.
6. Lakukan yang terbaik, bukan sempurna
Salah satu kesalahan orang pada waktu melakukan presentasi, berpidato atau berbicara adalah mereka menganggapnya sebagai suatu tampilan bukan sebagai seni dalam berkomunikasi. Sekali kita berpikir bahwa apa yang kita lakukan adalah sebuah seni maka dapat disampaikan dengan cara kita dan akan terdengar indah. Kesalahan kecil yang mungkin terjadi adalah manusiawi.
7. Jangan bandingkan diri dengan orang lain
Membandingkan diri dengan orang lain dan berusaha meniru gayanya. terutama orang yang sudah punya jam terbang PS tinggi, hanya akan memberi beban mental tambahan.
Selain tujuh cara di atas, beberapa cara sederhana lain yang bisa dilakukan untuk mengurangi rasa cemas sebelum tampil bicara di maka umum, yaitu:
1. Tidur cukup. Jumlah istirahat yang cukup akan membuat kita lebih baik. Secara fisik penampilan kita bisa lebih segar dan secara mental juga lebih kuat.
2. Ambil nafas dalam, ini bermanfaat untuk menenangkan.
3. Lakukan kontak mata dengan publik, ingat mereka adalah manusia dan
mereka datang dengan keinginan untuk mendengarkan kita, jadi mereka bukanlah datang untuk menyerang kita. Sesekali memandang mata orang yang kita kenal, yang kita tahu mendukung presentasi kita, akan memberi efek menenangkan. Bila kita merasa tidak nyaman memandang mata publik, coba fokuskan mata ke area dahi antara kedua mata.
4. Konsentrasi pada apa yang ingin kita sampaikan daripada memikirkan rasa cemas.
5. Gunakan alat bantu visual yang menarik, paling tidak hal ini dapat membuat publik beralih ke visual aids sesaat dan tidak terus menerus menatap kita.
6. Usahakan santai atau melemaskan otot sebelum tampil. Kita dapat berjalan sambil berkenalan dan bicara ringan dengan publik yang hadir duluan atau sekedar melakukan perenggangan otot dengan menggerakkan telapak kaki atau tangan. Hamilton (2003: 54) menyarankan beberapa aktivitas fisik yang bisa kita lakukan untuk relaksasi sebelum kita melakukan PS, antara lain:
visualisasi. Kita juga perlu menyadari bahwa demam panggung biasanya tidak terlihat oleh publik atau menyamakan diri dengan pembicara yang sudah ahli. Publik tidak pernah menuntut kita melakukan PS yang sempurna.
Ada beberapa aktivitas mental dan fisik yang dapat kita lakukan untuk membuat diri lebih santai sebelum PS, misalnya dengan menggunakan alat bantu visual, tidur cukup, atau melakukan gerakan- gerakan peregangan otot. Semakin sering kita berlatih public speaking dengan menggunakan setiap kesempatan yang ada, maka semakin percaya diri kita saat berbicara di muka umum.
Tag:3 Langkah Mengatasi demam panggung? Bagaimana cara mengatasi demam panggung ketika berbicara di muka umum? Bagaimana Cara Mengatasi Grogi saat sedang melakukan public speaking presentasi? Bagaimana cara menghilangkan rasa gugup atau grogi? cara mengatasi demam panggung menurut islam cara mengatasi demam panggung saat bernyanyi
Nah itu dia beberapa tips yang bisa kamu terapkan untuk menambah rasa percaya diri dan mengatasi demam panggung saat public speaking. Baca juga: Materi BMP Public Speaking SKOM4312 Edisi 2 – Modul 1 Bagian 1