Mampir ke Kulon Progo, Wajib Borong Batik Khasnya
Khalayak pasti tidak asing dengan batik. Akan tetapi, apa sih batik itu? Batik adalah hasil proses budaya asli masyarakat Jawa yang diwariskan secara turun-temurun. Berbagai motif pun sudah dikenal, seperti batik Pekalongan, Solo, dan Jogja. Batik pun telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia.
Namun, mengapa kita sebagai masyarakat Kulon Progo yang cinta akan batik tidak mengetahui keberadaan batik yang ada di daerah kita sendiri? Padahal warga Kulon Progo sudah tidak asing menggunakan batik.
Batik dapat dikenakan pada acara resepsi, acara dinas, bahkan dapat juga digunakan sebagai seragam identitas di sekolah atau instansi tertentu, misalnya Dinas Pariwisata dan Dinas Pendidikan. Selain itu, batik juga dikenakan oleh hampir semua kalangan, baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa.
Berbagai variasi motif batik sangat mudah ditemukan di masyarakat saat ini. Kulon Progo pun juga memiliki motif batik khas sendiri. Tetapi masyarakat Kulon Progo sendiri belum mem punyai rasa bangga untuk mengenakan motif batik Kulon Progo. Masih jarang masyarakat mengenal batik khas Kulon Progo ini. Mereka lebih akrab dengan motif-motif batik seperti batik Peka longan, batik Solo, atau batik Jogja. Alasannya batik-batik tersebut relatif lebih terjangkau.
Di Kulon Progo dikenal juga batik dengan nama batik galaran. Batik ini mempunyai motif berbentuk guratan alur bunga atau garis-garis yang dihasilkan dari teknik batik tulis. Sayangnya, motif batik ini tidak banyak ditemukan di pasaran, entah pemasarannya yang kurang baik atau memang masyarakat yang kurang menyu kainya.
Pusat batik Kulon Progo dapat ditemukan di daerah Sembungan, Gulurejo, Lendah, Kulon Progo. Daerah ini terletak di tenggara Kabupaten Kulon Progo, kurang lebih 20 kilometer dari Kota Wates. Mayoritas masyarakat di desa Gulurejo adalah pengrajin batik. Salah satu kelompok batik terkenal di daerah ini adalah batik Farras Kulon Progo pimpinan Bapak Humbuk Haryanto (Ketua Asosiasi Batik Kulon Progo). Batik juga pernah melakukan ekspor ke Inggris pada tahun 2008.
Beliau mengatakan bahwa kerajinan batik di daerah ini mulai dirintis sejak tahun 2003. Di tempat ini dapat dilihat secara lang sung berbagai motif baik, antara lain Kawung, Parang, Nidik, dan Glitik, ukuran, warna, dan juga langkah-langkah pembuatan batik itu sendiri. Berbagai motif tersebut mempunyi ciri khas sendiri. Tersedia pula berbagai corak warna, mulai dari warna tradisional hingga kotemporer, seperti warna coklat, hitam, putih, biru, hijau, dan merah.
Harga batik pun bervariasi, berkisar antara Rp50.000,00 sampai Rp1.500.000,00. Pembelian dapat dilayani dalam bentuk kain lembaran per meter atau dalam bentuk pakaian jadi seperti hem dewasa, blouse wanita, dan pakaian anak-anak.
Bila diamati secara seksama, pembuatan batik dapat dikata kan gampang-gampang susah. Langkah pertama adalah lembaran kain diberi motif dengan cara dicap. Selanjutnya kain bermotif tersebut masuk ke proses pewarnaan pertama dan penghilangan lilin. Setelah lilin hilang , kain tersebut masuk ke proses pembatikan dan pewarnaan kedua hingga pada proses finishing.
Usaha kerajinan batik menciptakan lapangan pekerjaan dan usaha pemberdayaan masyarakat. Masyarakat dapat diberdayakan sehingga mengurangi pengangguran, tidak terkecuali di daerah Sembungan, Gulurejo, Lendah, Kulon Progo ini. Masyarakat sekitar banyak bekerja sebagai pengrajin batik. Batik di daerah ini dipasar kan melalui tenaga sales ke daerah-daerah lain.
Untuk lebih mengenalkan batik, khususnya batik Kulon Progo, perlu diadakan acara-acara yang dapat digunakan sebagai ajang pengenalan batik bagi masyarakat. Batik merupakan pening galan seni budaya yang sudah sepatunya dijaga kelestariannya.
Next > Pesona Alam Gunung Kucir
Tag:motif batik kulonprogo,Apa makna motif batik geblek renteng? Motif batik khas Yogyakarta apa saja? Dari mana asal batik parang? Apa warna batik geblek renteng? Mampir ke Kulon Progo, Wajib Borong Batik Khasnya