Apa saja proses yang harus dilalui ketika kita melakukan perencanaan kota?
Perencanaan secara
umum didefinisikan sebagai
proses untu menentukan tindakan
masa depan yang tepat melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya
yang tersedia.
Dalam konteks perkotaan, aktivitas perencanaan
di sini terdiri atas serangkaian tahapan yang disebut sebagai proses
perencanaan.
Proses perencanaan kota secara umum
terdiri atas tahapan-tahapan sebagai berikut.
Baca juga: Dasar-Dasar Komunikasi Bisnis
TAHAPAN DAN PROSES PERENCANAAN KOTA
a. Delineasi kawasan
perkotaan dilakukan dengan melihat
kriteria-kriteria kawasan perkotaan. Karakteristik kota dan kawasan perkotaan
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu kota secara fisik, sosial, dan ekonomi
(Branch, 1995, dalam Pontoh dan Kustiwan, 2009).
1) Kota ditinjau dari aspek fisik adalah kawasan terbangun (built up area) yang terletak saling
berdekatan/terkonsentrasi yang meluas dari pusat ke pinggiran atau wilayah
geografis yang didominasi oleh struktur binaan (man made structure).
2)
Kota ditinjau dari aspek sosial merupakan konsentrasi penduduk yang
membentuk suatu komunitas yang pada awalnya bertujuan meningkatkan
produktivitas melalui konsentrasi dan spesialisasi tenaga kerja serta
meningkatkan adanya diversitas intelektual, kebudayaan, dan kegiatan rekreatif
di kota-kota.
Setiap aspek kota dipengaruhi oleh
besaran jumlah penduduknya. Komposisi penduduk akan menajamkan perhitungan
kebutuhan akan kegiatan dan pelayanan kota tertentu. Kota atau kawasan
perkotaan berdasarkan jumlah penduduk diklasifikasikan dalam empat kategori
berikut.
a) Kawasan perkotaan kecil, yaitu kawasan perkotaan dengan
jumlah penduduk yang dilayani sebesar 10.000 hingga 100.000 jiwa.
b) Kawasan perkotaan sedang, yaitu kawasan perkotaan dengan
jumlah penduduk yang dilayani sebesar 100.001 hingga 500.000 jiwa.
c) Kawasan perkotaan besar, yaitu kawasan perkotaan dengan
jumlah penduduk yang dilayani sebesar 500.000 hingga 1.000.000 jiwa.
d) Kawasan perkotaan metropolitan, yaitu kawasan perkotaan dengan
jumlah penduduk yang dilayani lebih besar dari 1.000.000 jiwa.
3) Kota ditinjau dari aspek ekonomi berkaitan dengan kemampuan kota dalam
menyediakan berbagai kebutuhan untuk keperluan pertumbuhan perkotaan, terutama
untuk menerima perkembangan baru yang disebabkan oleh kemajuan teknologi dan
perubahan keadaan.
(a)
Pendefinisian persoalan merupakan titik mula siklus dalam
proses perencanaan secara keseluruhan. Persoalan adalah sebuah fenomena (suatu
yang dapat dilihat atau dirasakan) dan terdapat kesenjangan (gap) antara apa yang ada dan apa yang
diinginkan.
Terdapat empat hal yang perlu
diperhatikan dalam perumusan persoalan, yaitu latar belakang, identifikasi
persoalan, pembatasan persoalan, dan perumusan persoalan. Perumusan persoalan
ini dapat mengidentifikasi isu strategis
yang terdapat pada kawasan perkotaan yang akan direncanakan.
(b)
Perumusan tujuan dan sasaran sering dibedakan antara tujuan (goals), sasaran (objektif), dan target.
Perumusan tujuan dalam perencanaan kota diarahkan untuk menghasilkan suatu
pernyataan yang bersifat kualitatif berkenaan dengan pencapaian yang diinginkan
dari hasil perencanaan/kebijaksanaan atau keputusan yang dapat menjadi pedoman
nyata dalam menentukan tindakan yang sesuai untuk mencapainya.
Kegiatan perumusan sasaran dalam
perencanaan wilayah dan kota diharapkan akan menghasilkan suatu pernyataan
spesifik yang menyangkut pencapaian tujuan yang bersifat terukur dan mempunyai
kerangka waktu dalam pencapaiannya. Dalam studio perencanaan kota, tahap
perumusan tujuan dan sasaran dipaparkan pada proposal teknis.
(c) Pengumpulan data memiliki tiga tujuan utama, yaitu
identifikasi
permasalahan dan perkembangan eksisting
sebagai dasar bagi perumusan kebijaksanaan/rencana; identifikasi dan evaluasi
alternatif kebijaksanaan/rencana; sebagai umpan balik untuk siklus proses
perencanaan berikutnya.
Dalam memenuhi
kebutuhan dalam perencanaan, tipe informasi yang perlu dikumpulkan dan dianalisis
dapat dibagi tiga sebagai berikut.
o Data yang memberikan informasi tentang distribusi (dibedakan antara spatial distribution dan aspatial distribution). Data ini memberikan informasi yang bersifat deskriptif dan yang dapat digunakan untuk membandingkan antarkelompok, kegiatan, atau wilayah geografis yang berbeda, terutama dalam rangka mengidentifikasi potensi dan permasalahan pembangunan.
o
Data yang
memberikan informasi tentang keterkaitan (relationship),
baik dalam bentuk spatial maupun aspatial.
o
Data indikator
perkembangan memberikan informasi yang menunjukkan tingkat atau derajat
perkembangan yang telah dicapai oleh suatu wilayah atau kelompok penduduk.
Biasanya disajikan dalam bentuk time
series sehingga dapat menunjukkan peningkatan/penurunan atau laju
pertumbuhan.
e. Analisis data mencakup hal berikut.
1)
Analisis data
dasar bertujuan mendeskripsikan dan menilai keadaan atau kondisi masa lalu
secara historis dan masa sekarang (existing
condition) sehingga persoalan yang telah atau akan dirumuskan didukung oleh data dan informasi yang
relevan.
Dari analisis terhadap data historis,
dapat dikenali perilaku dinamis dari objek/sistem yang diamati. Analisis data
dasar secara keseluruhan dilakukan dengan tujuan deskriptif atau explanatory.
2)
Analisis
prakiraan dilakukan berdasarkan kecenderungan historis jika dianggap tidak ada
intervensi (no action forecast).
Untuk itu, adanya data yang bersifat time
series menjadi mutlak karena tanpa itu analisis tidak dapat dilakukan.
Dalam hal ini, lazim dipergunakan data
historis dalam waktu yang cukup panjang (misalnya 20, 10, atau paling sedikti
lima tahun) sehingga dapat dilakukan proyeksi atau ekstrapolasi ke masa yang
akan datang. Analisis ini lebih dimaksudkan pada tujuan prediktif, yaitu
memperkirakan perubahan yang akan terjadi.
3)
Analisis
penyusunan skenario di masa datang biasanya sudah memasukkan adanya alternatif
yang akan terjadi atau yang diinginkan terjadi, selain kecenderungan yang ada.
Tujuannya bersifat prediktif, yaitu
untuk menilai alternatif yang dapat dilakukan atau prediksi terhadap hasil yang
mungkin diperoleh di
masa yang akan datang. Jenis analisis ini
terkait dengan tahapan proses perencanaan berikutnya, yaitu identifikasi
alternatif dan evaluasi atau penilaiannya.
Pembagian jenis analisis menurut
substansi dilakukan secara spasial, sektoralk dan temporal. Analisis spasial
biasanya mengacu pada kategori ruang yang bisa dimulai dari skala mikro sampai
makro atau sebaliknya sesuai dengan unit data yang dipergunakan (lingkungan, kawasan,
kota, wilayah, nasional, dan internasional). Analisis sektoral biasanya
menggunakan kategori sektor sebagai basis untuk melakukan analisis (misalnya
dalam analisis ekonomi sering dilakukan analisis sesuai sektor PDRB: pertanian,
pertambangan dan galian, industri pengolahan, dan sebagainya).
Analisis temporal mengacu pada kerangka waktu
sehingga dapat menjadi indikasi perkembangan di masa lalu, sekarang, atau masa
yang akan datang.
f. Identifikasi dan evaluasi alternatif:
identifikasi alternatif mengemukakan rencana, kebijakan, atau pemecahan
persoalan yang mungkin beserta variasi dan kombinasi antara alternatif
utamanya. Terdapat tiga jenis alternatif utama yang dapat diidentifikasi
sebagai berikut.
1)
No action alternative, yakni alternatif untuk tidak
melakukan tindakan apa pun atau mempertahankan status quo. Alternatif ini merupakan hasil analisis data dasar atau
no action forecast.
2) Alternatif yang didasarkan pada kebijakan yang ada disebut alternatif tindakan terbatas (limited action) yang dapat dikembangkan dengan memberikan kemungkinan adanya perubahan incremental dari alternatif tanpa tindakan.
3)
Alternatif baru
merupakan hasil kreativitas baru yang ditawarkan sebagai cara penyelesaian
persoalan. Pengembangan berbagai alternatif baru dapat dilakukan dengan teknik brainstorming.
Evaluasi alternatif atau appraisal adalah proses menganalisis sejumlah alternatif dengan
maksud untuk menunjukkan keuntungan (advantages)
dan kerugian (disadvantages) secara
komparatif serta meletakkannya dalam kerangka logis.
Dalam tahap proses perencanaan kota ini, perlu
dilakukan penentuan kriteria evaluasi. Kriteria pada dasarnya adalah pernyataan
spesifik, aturan, atau standar tentang dimensi-dimensi sasaran yang akan dipergunakan
untuk mengevaluasi sejumlah alternatif dan mengambil keputusan.
Kriteria ini menyangkut biaya (cost) dan manfaat (benefit), efektivitas, efisiensi, pemerataan, kemudahan
administratif, serta legalitas atau akseptabilitas secara politis.
(5)
Implementasi: tahapan pelaksanaan merupakan proses
penerjemahan atau perwujudan tujuan dan sasaran kebijakan ke dalam bentuk
program atau proyek spesifik.
Faktor yang memengaruhi proses
pelaksanaan rencana antara lain sifat dari proses perencanaan, organisasi
perencanaan dan pelaksanaannya, isi atau content
rencana, manajemen proses pelaksanaan.
(6)
Pemantauan dan evaluasi: pemantauan mengacu pada aktivitas
untuk mengukur pencapaian (progress)
dalam pelaksanaan suatu rencana yang mempertautkan penyiapan rencana dengan
pelaksanaannya.
Pemantauan merupakan cara untuk
memperoleh informasi sampai sejauh mana rencana benar-benar dilaksanakan.
Berdasarkan hasil pemantauan, dilakukan evaluasi sebagai penilaian terhadap
kinerja pelaksanaan rencana yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu, dapat
berupa on-going evaluation, dan
evaluasi pascapelaksanaan (expost
evaluation).
Kegiatan evaluasi dilakukan untuk mengidentifikasi lebih jauh sasaran yang sudah dicapai, dampak yang timbul, atau konsekuensi lainnya dari pelaksanaan rencana. Dengan evaluasi, dapat juga diidentifikasi persoalan baru yang dapat menjadi fokus bagi siklus proses perencanaan selanjutnya.
Apa itu proses perencanaan wilayah dan kota? |
Acuan yang digunakan untuk menyusun
rencana tata ruang adalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17 Tahun 2009
mengenai Pedoman Penyusunan RTRW Kota, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
16 Tahun 2009 mengenai Pedoman Penyusunan RTRW Wilayah, dan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2011 mengenai Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota.
Tag: Perencanaan kota meliputi apa saja?, Langkah langkah dalam proses perencanaan wilayah?, Jelaskan apa yang dimaksud dengan proses perencanaan?, ciri-ciri kehidupan di kota, rencana tata ruang wilayah
Nah itu dia sedikit penjabaran mengenai tahapan atau proses perencanaan kota dan wilayah berdasarkan teori. Baca juga: Apa itu Perencanaan Wilayah dan Kota?