Apakah ada hubungan antara desain dan perubahan kebudayaan masyarakat?
Desain
adalah ilmu yang berhubungan erat dengan semua aspek kehidupan manusia. Dalam
kegiatan sehari-hari, orang selalu berhubungan dengan objek desain.
contoh desain budaya modern |
Desain
juga telah memberikan nilai dan makna bagi kehidupan manusia yang dipandang
sebagai solusi dari masalah. Namun, desain tidak selalu menjadi solusi akhir,
bahkan tidak jarang menimbulkan masalah baru yang terkait dengan perilaku,
perspektif, struktur nilai, dan budaya penggunanya.
Desain
berkontribusi untuk menyebarkan nilai-nilai global yang memiliki potensi
benturan dengan budaya lokal, perubahan, atau bahkan menyingkirkannya.
Pengertian Desain
Saat ini desain tidak lagi dibatasi oleh definisi yang bersifat sempit. Desain dapat diartikan sebagai ilmu dan kegiatan merancang untuk menghasilkan objek yang memiliki konsep atau ide, “design is to design a design to produce a design” (Heskett, 2005, p. 3).
Desain juga telah melebur dengan berbagai bidang keilmuan, sehingga
memungkinkan untuk menyentuh
segala aspek kehidupan
pada masyarakat. Desain hadir dalam kehidupan masyarakat dengan wujud
yang beraneka ragam.
Secara garis besar, desain dapat dikategorikan dalam segmen ruang, objek-objek industri, komunikasi, teknik,
kriya, hingga ekspresi tubuh.
Desain dapat berupa benda-benda bersifat materiil maupun berupa
ide-ide dan paham-paham yang dikemas dalam bentuk propaganda media seperti acara televisi, iklan, dan film.
Perkembangan teknologi yang pesat
pada masa modern hingga
sekarang juga telah memberikan pengaruh
pada penyebaran dan keberadaan desain pada masyarakat.
Perpaduan antara desain dan teknologi
diyakini telah memicu terjadinya
lompatan-lompatan proses berfikir dan proses beraktifitas. Hal tersebut juga turut menyebabkan proses industri bergerak
secara cepat. Penyediaan barang barang
kebutuhan telah dapat dilakukan dalam skala yang besar dan waktu singkat
melalui proses manufaktur.
Desain dan Perubahan Budaya Masyarakat
Kondisi tersebut di atas telah membuat suatu kondisi dimana kehidupan masyarakat telah terkepung oleh
objek-objek desain.
Pola dan intensitas interaksi masyarakat
dengan desain menjadi semakin intim. Menyentuh mulai dari cakupan kegiatan
masyarakat yang bersifat
luas hingga pada tataran aktivitas
pribadi. Sehingga secara langsung maupun tidak akan menyebabkan perubahan
sosial budaya pada
masyarakat.
Perubahan budaya suatu masyarakat memiliki kaitan yang sangat erat dengan desain pada masyarakat tersebut.
Demikian pula sebaliknya, perubahan desain juga akan
memiliki imbas pada kegiatan sosial yang ada
pada masyarakat. Hal tersebut dapat terlihat pada bagaimana pola konsumtif masyarakat yang terpengaruh oleh iklan dan
desain sebuah produk.
Iklan sebagai salah satu hasil dari proses desain akan memberikan pengaruh pada pola pikir pemirsanya.
Melalui iklan, sebuah produk dapat menyampaikan kelebihan- kelebihannya, membandingkan dirinya dengan kompetitornya,
menempatkan diri dalam fikiran dan
benak konsumennya, hingga mempengaruhi para konsumennya dengan sebuah keyakinan
baru. Sehingga pada akhirnya, masyarakat akan terbujuk untuk mempergunakan produk atau jasa tersebut atau bahkan menciptakan gaya hidup bagi dirinya.
Menurut Grimaldi (2003, p. 1) “advertising will create a sense of urgency for the
consumer, an awareness—often honest and accurate—that
there are products, places, styles or sensibilities that cry out for action or attention.”.
Baca juga: Fungsi dan Tujuan Komunikasi
Faktor bentuk sebuah objek desain juga memberikan imbas yang besar bagi perilaku budaya konsumtif. Pergantian model secara
bertahap pada sebuah produk industri
akan memberikan ilusi waktu atas kekinian. Sehingga masyarakat akan berlomba untuk
menjadi yang mutakhir dengan selalu membeli
produk dengan model terbaru.
Desain dan Perubahan Budaya Masyarakat |
Proses manufaktur produk-produk desain dan distribusinya atas
dasar pemenuhan dan penyediaan ragam
kebutuhan masyarakat memiliki andil yang besar dalam penyampaian nilai-nilai universal
pada suatu budaya tertentu.
Dengan sifat industri yang masif, akan mustahil
mengakomodir nilai-nilai yang bersifat lokal.
Alasan ekonomi dan biaya produksi seolah melegalkan desain yang
mengusung nilai-nilai budaya global.
Dalam hal ini, akan terjadi sebuah proses perubahan, percampuran, atau bahkan pengeliminasian
budaya yang tak mampu bertahan. Nilai-nilai
dan budaya baru akan diserap oleh masyarakat melalui produk-produk desain yang „dipersepsikan‟ dan dikonsumsinya. Hingga pada akhirnya
masyarakat di suatu daerah akan tercabut identitasnya dan melebur pada
identitas global.
Kelebihan desain dalam memberikan „nilai‟
pada sebuah objek juga dapat menjadi masalah
tersendiri. Nilai-nilai tersebut
„diadopsikan‟ dan dipraktekkan dalam kehidupan
masyarakat lebih kepada sebagai sebuah status sosial.
Posisi individu dalam sebuah struktur masyarakat dapat dipetakan dengan mudah oleh objek desain.
Cukup dengan bentuk, material, atau bahkan dengan warna. Desain
telah membentuk susunan
kasta baru dan kotak-kotak posisi individu dalam masyarakat.
Desain tidak lagi
sebagai solusi substansial sebuah
permasalahan yang dihadapi manusia,
melainkan telah berubah menjadi posisi sosial.
Fenomena ini telah berlangsung pada berbagai aspek kehidupan. Mulai dari cara berpenampilan
hingga pada budaya makan.
Masyarakat tidak lagi memandang
makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi saja. Melainkan menjadi
simbol-simbol status melalui
nama rumah makan, desain interiornya, hingga pada nama makanannya.
Desain dan Perkembangan Teknologi di Masyarakat
Hal lain yang perlu dicermati adalah kondisi dimana teknologi
semakin menyatu dengan objek desain.
Teknologi semakin pintar dan mampu dibalut oleh kemasan desain tanpa terlihat. Bahkan pada kondisi
tertentu teknologi dapat memanipulasi kondisi
lingkungan demi kemudahan manusia. Remote
televisi, escalator, mobil, hingga
pesawat terbang telah mampu menghadirkan kepraktisan dan sifat instan.
Memanjakan ego manusia untuk meraih tujuan dengan cara yang mudah. Dalam hal komunikasi misalnya, penggunaan social media sebagai pengganti
cara bersosialisasi melalui
tatap muka.
Dengan kepraktisannya, telah menggantikan budaya tatap muka pada sebuah tempat tertentu dengan cukup duduk
diam di depan komputer yang terhubung
internet. Kondisi ini telah memunculkan salah
satu budaya yaitu budaya sedentaryness, sebuah bentuk budaya untuk diam berlama-lama dalam suatu tempat dan posisi
yang sama (Karaiskos et al. 2010).
Tentunya budaya tersebut akan memberi efek pada masyarakat baik secara fisik maupun tatanan nilai. Kemampuan otot dan gerak manusia akan menurun hingga menyebabkan obesitas atau bahkan kerusakan jaringan otot.
Kesimpulan
Paradigma desain telah bergeser dari proses mencari solusi dengan
belajar pada sejarah manusia ke arah
yang lain.
Desain mewakili gaya hidup, mengubah pola interaksi, dan menjadi
sebuah simbol-simbol posisi dalam masyarakat.
Desain juga mampu untuk menciptakan perubahan budaya pada masyarakat.
Desain memiliki sejarah yang panjang dalam kehidupan manusia.
Melihat pada proses perkembangannya melalui serangkaian thesa, antithesa,
hingga menjadi sinthesa dan berlanjut
pada thesa dan seterusnya, tak ubahnya melihat serangkaian mata rantai yang terus menyambung tanpa
henti.
Tiap-tiap proses dan hasil desain
mungkin tidak akan menjadi sebuah solusi yang absolut benar. Namun pada
tiap- tiap mata rantai tersebut,
diharapkan pada tiap-tiap desain yang hadir mampu untuk memberikan kontribusi positif
terhadap perilaku dan budaya masyarakat.
Selain membendakan ide-ide
abstrak yang merujuk
pada kemudahan dan keindahan
bagi masyarakat.
Desain juga sebaiknya mampu menanamkan nilai- nilai positif pada masyarakat. Sebaiknya
desain tidak hanya berkutat pada faktor form dan function saja, melainkan juga menghadirkan faktor „ethic’ berupa hal-hal yang bersifat pengajaran kepada
masyarakat.
Membuat individu-individu dalam
masyarakat menjadi manusia yang berkembang
dengan memiliki kualitas manusia‟
yang meningkat. Sehingga akan terwujud sebuah tatanan masyarakat yang maju dalam aspek materi maupun spiritual
DAFTAR PUSTAKA
- Heskett, John. 2005. Design: a very short introduction. New York : Oxford University Press.
- Grimaldi, Joe. 2003. Inside the minds: the art of advertising: CEOs from BBDO, Mullin advertising & more on generating creative campaigns & building successful brands. Boston: Aspatore Books.
- Slade, Giles. 2007. Made to break: technology and obsolescence in america. Cambridge : Harvard University Press
Tag: Desain dan Kebudayaan, DESAIN PADA KONTEKS KEBUDAYAAN, Desain dan Perubahan Budaya Masyarakat, DESAIN PADA KONTEKS KEBUDAYAAN, Apakah Budaya Memberi Pengaruh Terhadap Desain Grafis, desain dan kebudayaan widagdo pdf itb, penerapan desain sebagai identitas budaya dalam lingkup gaya hidup dan, hubungan desain dan kebudayaan, desain sebagai identitas budaya adalah
Nah,
demikian lah sedikit pembahasan mengenai hubungan antara desain dan budaya,
atau perkembangan kebudayaan dan desain yang saling memiliki interaksi satu sama
lain. Baca juga: Proses Perencanaan Kota dan Wilayah