Simak ulasan film The Lion King di bawah ini!
SinduLin – Dalam artikel ini kami akan me-review film The Lion King versi live-action yang telah tayang pada 17 Juli 2019 di bioskop-bioskop Indonesia.
Ulasan Film Live Action The Lion King (2019) |
Film yang disutradarai oleh Jon Favreau ini mengisahkan tentang Simba yang nantinya akan menjadi raja hutan. Setelah ayahnya terbunuh, Simba singa muda melarikan diri dari kelompoknya hanya untuk mempelajari arti sebenarnya dari tanggung jawab dan keberanian.
Simak yuk review film The Lion King dalam bahasa Indonesia di bawah ini!
Review Film The Lion King (2019)
Lingkaran kehidupan bukanlah metafora dari rantai makanan. Istilah ini juga tak hanya menghubungkan semua makhluk hidup, tetapi juga menjadi pedoman untuknya.
The Lion King Jon Favreau mencoba untuk melukis lingkaran ini dengan lebih nyata, dan berpedoman pada kehidupan liar yang sesungguhnya.
Review Film The Lion King (2019) Bahasa Indonesia |
Menarik, karena terasa begitu dekat. Inovasi sinematografi virtual juga membuat Pride Rock dan seisinya terlihat realistis, detail dan mengagumkan. Tapi, nyatanya Jon tak membuat lingkaran itu.
Ia justru mengambil tempat di lingkaran kehidupan. Membuat remake ini meninggalkan kesan sama dengan aslinya.
The Lion King masih bercerita tentang petualangan Simba dalam menemukan jati diri sepeninggal ayahnya di tangan sang paman.
Baca juga: Review Film Fighting With My Family (2019)
Ada beberapa perubahan kecil di sana-sini, namun tetap mempertahankan referensi-referensi penting. Perubahan yang dibuat Jon ditujukan untuk mewujudkan dongeng ini menjadi nyata layaknya dokumenter kehidupan liar.
Pengurangan jumlah kawanan Mufasa hingga lagu ‘Be Prepared’ yang kalem menunjukkan keinginan itu. Menarik karena kamu bisa sedikit belajar tentang satwaliar, namun di beberapa kesempatan membuat emosinya terasa lemah.
Penyelamat remake ini adalah trio sidekick konyol yang terdiri dari Zazu, Timon dan Pumbaa. Guyonan mereka yang tak berubah benar-benar membangkitkan nostalgia tersendiri.
Improvisasi mereka di beberapa lagu juga selalu berhasil mengundang tawa. Menyinggung musik, keputusan Jon membuatnya seperti adaptasi Broadway juga menyenangkan.
Sejauh ini saya tak begitu kecewa dengan remake ini. Memberi kesan sama bukan berarti jelek, dan hilangnya beberapa referensi memberi perbedaan yang masih bisa ditolerir.
Saya tahu, The Lion King Jon Favreau membuktikan bahwa saya masih amat mencintai versi aslinya. Mungkin pendapat ini akan bertolak belakang dengan mereka yang baru mengenal cerita Simba, namun ada daya tarik tersendiri dari kisah asli yang diceritakan 25 tahun lalu.
Lewat The Lion King kamu akan tahu alasan mengapa singa selalu digambarkan sebagai raja dari suatu habitat. Bukan karena rambutnya, gagahnya, taringnya, cakarnya. Mereka adalah pemimpin alami, lewat perilaku dan hatinya.
Demikian ulasan singkat film The Lion King. Apakah kamu sudah menonton film ini? Berikan juga rating dan review film Lion King versi kamu di kolom komentar ya!
Next > 20 Film Terbaik 2019