Simak sinopsis dan review film Munich (2006) berikut ini!
Review Munich (2006) – Munich merupakan sebuah film karya Steven Spielberg yang rilis pada tahun 2006 lalu. Film ini mendapat berbagai review positif dari kritikus film dan mengumpulkan pendapatan sebesar $47.403.685 di Amerika Utara dan $82.955.226 di negara lain.
|
Nah, dalam kesempatan kali ini kami akan mengulas atau me-review film Munich karya Steven Spielberg ini. Penasaran? Yuk langsung saja kita simak review lengkapnya di bawah ini!
Jangan lupa juga membaca artikel 10 Film Terbaik Sutradara Christopher Nolan.
Info dan Sinopsis Film Munich (2006)
Sutradara: Steven Spielberg
Produser: Steven Spielberg, Kathleen Kennedy, Barry Mendel, Colin Wilson
Skenario: Tony Kushner, Eric Roth
Berdasarkan: Vengeance oleh George Jonas
Pemeran: Eric Bana, Daniel Craig, Ciarán Hinds, Mathieu Kassovitz, Geoffrey Rush, Ayelet Zurer
Musik: John Williams
Sinematografi: Janusz Kamiński
Penyunting: Michael Kahn
Perusahaan produksi: Amblin Entertainment, The Kennedy/Marshall Company, Alliance Atlantis
Distributor: Universal Pictures, DreamWorks Pictures
Tanggal rilis: 23 Desember 2005 (terbatas di Amerika Serikat)
6 Januari 2006 (secara luas di Amerika Serikat)
Durasi: 163 menit[1]
Sinopsis:
Film Munich menceritakan bagaimana seorang agen rahasia memburu sebelas warga negara Palestina yang diduga terlibat dalam aksi pembunuhan atlet Israel pada Olimpiade Musim Panas 1972.
Review Film Munich (2006)
Menceritakan kembali peristiwa nyata yang bersifat sensitif memang tidak mudah. Steven Spielberg membuktikan itu kala salah satu karya kompleksnya lebih banyak memantik perdebatan daripada pujian yang bulat.
Review dan Sinopsis Film Munich 2006 |
Rasanya pertunjukan moral ini tidak berjalan sesuai dengan rencana, dan akhirnya terjebak dalam format thriller yang menentang balik tujuannya.
Meski begitu, kehadiran Eric Bana dan karakternya cukup berhasil memengaruhi hasrat saya untuk memperhatikan bagaimana konflik politik membentuk manusia.
Film Munich menceritakan bagaimana seorang agen rahasia memburu sebelas warga negara Palestina yang diduga terlibat dalam aksi pembunuhan atlet Israel pada Olimpiade Musim Panas 1972.
Beban bercerita tanpa adanya keberpihakan membuat Munich tergagap-gagap dalam menuturkan cerita. Sedikitnya muatan politis yang disisipkan menjadi salah satu faktor yang akhirnya mengubah karya ini menjadi thriller yang kompeten semata.
Baca juga: Review Film The Informer (2019)
Premis tentang binasanya martabat kemanusiaan akibat rasa dendam lebih terwakilkan oleh sosok Avner, alih-alih pengungkapan tanpa petunjuk oleh Ephraim di akhir cerita.
Keserbaluguan dari Avner dan tim menjadi daya tarik yang membuat Munich masih layak ditonton. Isu-isu sensitif yang timbul dan tenggelam di antara mereka memberi warna pada kelamnya tugas-tugas membosankan itu.
Sayangnya peralihan akhlak dilakukan secara tiba-tiba, dalam waktu singkat. Spielberg tidak melibatkan kita pada krisis hati nurani Avner atau tiap-tiap anggotanya yang saya rasa dapat menjadi penengah yang cukup bijak.
Reveiw kelebihan dan kekurangan film Munich (2006) |
Intensitas menurun tajam meski gambar-gambar pendukung dikeluarkan. Potongan-potongan kilas balik yang sebenarnya membingungkan, khususnya tentang bagaimana itu bisa tertanam dan menghantui Avner.
Film Munich memang berhasil memperlihatkan tentang mudahnya manusia menanggalkan perikemanusiaan karena suatu paham bersifat kenasionalan.
Namun di sisi lain Munich juga gagal dalam menerjemahkan peristiwa ini dari sudut pandang pelaku yang tengah bertikai. Membuatnya terlihat seperti hanya ingin memperlihatkan apa yang terlihat menghibur untuk disajikan.
Demikian review Munich (2006) dalam bahasa Indonesia. Apakah kamu sudah menonton film Munich? Berikan review dan rating kamu di kolom komentar ya!
Next > 15 Film Thriller Terbaik