Review Film Pretty Boys (2019) |
Bukan hanya lucu, film ini juga mengangkat isu yang menarik dan memiliki ending yang berkesan. Makin penasaran dengan filmnya kan? Yuk langsung saja deh kita simak pembahasan review film Pretty Boys berikut ini!
Sinopsis Film Pretty Boys
Tanggal rilis: 19 September 2019 (Indonesia)
Sutradara: Tompi
Editor: Cesa David Luckmansyah
Musik digubah oleh: Ricky Lionardi
SAAT PERTELEVISIAN HANCUR MATI KARENA "BERBEDA", kita yang menodai TV apa TV yang menodai kita. Ini kisah Anugerah dan Rahmat yang pengen ngetop malah ngedrop!
Asty, Roni, dan Mas Bayu mewarnai perjalanan hidup mereka dalam menjalani tanggung jawab berat dalam pertelevisian Indonesia.
Review Film Pretty Boys (2019)
CERITA
Sebagai film debutan, Tompi sangat berani dan percaya diri mengangkat tema krusial yang berbahaya yaitu tentang hancurnya pertelevisian Indonesia.Satire dan komedinya sangatlah pintar dan tidak murahan, meskipun tidak semuanya bisa mengocok perut dan mengundang tawa.
Diawali dengan pekerjaan Anugerah dan Rahmat sebagai chef, lalu satu-dua hari kemudian, takdir langsung merubah semua hidup mereka. Cukup bisa diikuti dengan baik, apalagi cocok untuk millenial tentang bagaimana pencarian jati diri yang sebenarnya itu.
Baca juga: Review Film Arwah Noni Belanda (2019)
Diisi dengan penuh komedi dalam berbagai tingkatan, dari yang bikin tersenyum sampai terbahak-bahak. Lalu, kita disajikan flashback yang mumpuni dalam mengembangkan cerita tiap karakter. Tiba-tiba kita disajikan drama yang mematahkan hati dan bikin nangis.
Pokoknya, film ini diakhiri dengan konklusi yang membuat perasaan kita tercampuradukkan dan pastinya memuaskan bagi penontonnnya. Bahkan, creditnya pun sangat asik untuk ditonton dan lebih betah untuk menontonnya sampai akhir kredit film.
AKTING DAN PERFORMA
Vincent dan Desta adalah pasangan terbaik tahun ini! Kemistri mereka sangat dekat menawarkan rasa persahabatan yang hangat dan menyenangkan. Mereka adalah dua sahabat sejati yang jarang ditemukan di zaman sekarang ini.Selalu menemani, meskipun memiliki banyak konflik. Tak diragukan lagi, mereka bisa menyeimbangkan unsur drama dan komedinya dengan sangat baik.
Ditambah lagi dengan karakter pendukung yang menarik perhatian, seperti Danilla Riyadi dengan akting terbaiknya di film ini sebagai Asty.
Review Pretty Boys (2019), Film Komedi Indonesia |
Performanya yang menawan dan cantik menambah gairah dalam menonton film ini. Ketika ia menyebutkan "Asty cantik ga?", seketika hati saya langsung meleleh.
Ada juga Onadio Leonardo dan Imam Darto yang menjadi banci yang gagah, meskipun untuk Onad, masih kurang dalam menjiwai karakternya. R
oy Marten adalah puncak dramatik dan klimaks dalam film ini. Dengan ekspresinya yang kalem, namun dapat menusuk lewat kata-kata.
Karakter pendukung lainnya atau cameo pun bisa membuat ceritanya lebih asik, sebut saja Dwi Sasono, Tora Sudiro, atau bahkan Glenn Fredly yang hanya selewat saja. Wakakak….
TEKNIS PENDUKUNG
Sebagai debutnya, Tompi menerapkan teknikal yang paling indah tahun ini bagi perfilman Indonesia. Sinematografinya sangat ciamik dan enak untuk dipandang.Apalagi pewarnaan dan tone film ini sangat menarik perhatian karena selalu dinamis dan mewakilkan apa yang dirasakan tiap adegan.
Tata artistik yang cukup berwarna dan mencerminkan apa yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Indonesia, dari kelas tinggi hingga rendah.
Baca juga: Review Film Knives Out (2019)
Kesimpulan Review Pretty Boys (2019)
Bicara soal televisi memang takkan ada habisnya di masa kini. Di belakang layar penonton dan stasiun tv saling menghakimi, soal siapa yang sebenarnya sedang dinodai.
Pretty Boys hadir di tengah perdebatan hangat ini untuk mencocok mata kita dengan sudut pandang yang adil. Karya yang membuka mata kita sebelum benar-benar menghakimi salah satu pihak, atau malah dua-duanya.
Disajikan dengan berani dan apik, serta membawa warna baru untuk perfilman Indonesia lewat tangan seorang dokter bedah penuh talenta.
Film Pretty Boys bercerita tentang perjalanan karir Rahmat dan Anugerah di dunia pertelevisian saat ini yang ternyata penuh keresahan di belakangnya.
Review Film Pretty Boys (2019), Film Komedi Lucu dan Briliant |
Cerita yang lahir dari mereka yang familiar di belakang layar memang membuat segalanya menjadi masuk akal, dan jauh dari kesan merendahkan. Kepandaian bermain kias jadi hal menarik dan segar untuk cerita dan alurnya.
Ada kepercayaan diri di dalam penulisan, sehingga Pretty Boys terasa begitu orisinal. Apalagi penyajiannya dilakukan dengan teknis yang menawan. Membuat gambar yang mayoritas diambil di dalam ruangan jadi terasa lebih kaya.
Jika berpikir chemistry Vincent dan Desta akan menjadi sorotan utama, sepertinya salah besar. Karena karakterisasi setiap tokoh yang dihadirkan begitu kuat, sehingga siapapun bisa mencuri perhatian.
Baca juga: 50 Fakta Mengejutkan Jessica Alba
Menyelamatkan komedi tipis-tipis yang banyak bertumpu pada chemistry para pemeran. Di balik kekompakkan dua bintang utamanya, Vincent jelas lebih mencuri perhatian dengan porsi perannya yang lebih menantang.
Keberanian untuk merubah haluan tanpa sadar juga ikut merubah cara saya memandang sosoknya. Desta memang menjadi Desta, tetapi Vincent berhasil tampil sebagai sosok lain bernama ‘Anu’.
Di tengah carut-marutnya dunia pertelevisian saat ini, Pretty Boys hadir untuk memanusiakan pelakon di layar kaca dan mengedukasi penonton secara halus lewat romantisismenya.
Sajian yang seharusnya bisa membuat para pelaku dan penikmati industri termenung dan mulai saling mendukung. Ini bukan film tentang bencong, atau gadis tomboy bertato. Itu hanya bagian dari simbolis, untuk mengutarakan bahwa penampilan takkan merubah jati diri seseorang.
Tag: baca review Pretty Boys bahasa indonesia, sinopsis dan penulis skenario serta daftar pemeran film, review movie Pretty boys disutradarai oleh Tompi, streaming full movie, download, blu ray, cam, jumlah penonton, trailer, bagus.
Demikian ulasan review film Pretty Boys (2019), film komedi Indonesia terbaru 2019 yang sangat lucu dan berkualitas. Kamu sudah nonton film Pretty Boys? Bagikan review dan rating kamu di komen bawah ya!