Berikut merupakan review film Peppermint dalam Bahasa Indonesia
SinduLin.web.id - Kami menyaksikan film Peppermint (2018) karena terdorong rasa penasaran. Skor di Tomatometer-nya memang tidak tertolong, tapi jujur saja kalau kami terpikat dengan trailer dan posternya. Nah, yuk mari kita bahas review film Peppermint di bawah ini:
Review Peppermint (2018) Bahasa Indonesia |
Film Peppermint memang tidak istimewa, tidak menawarkan hal yang baru dan segar, dan tidak memberikan pengalaman sinematik yang seru. Hal menariknya mungkin hanya sebuah twist kecil perihal turunan antagonis pertamanya. Dan, mungkin penampilan Garner juga layak dipuji sedikit.
Menonton Peppermint seperti melihat banyak referensi film serupa yang dipaksa menjadi satu. Adegan klimaksnya jelas sekali mirip First Blood (1982), namun lebih lembut.
Semua aksi dalam film Peppermint terasa tanggung, tidak mengerikan tapi dibilang aman untuk anak-anak juga tidak. Andai kisah keluarga North dibangun dengan lebih hangat dan erat, mungkin saya bisa berempati dengan karakter Riley sehingga setiap aksi bar-barnya lebih bermakna.
Jennifer Garner juga tidak jelek banget sih, hanya saja mengingatkan saya pada penampilan Halle Berry di film aksi yang flop, Kidnap (2017).
Penampilan bagusnya jadi ketutupan dengan buruknya cerita. Jadi jengkel bukan kepalang dari pada ikut berduka. Selain latar belakang karakter yang lemah, bagian penyelidikannya juga salah sasaran. Lebih menarik andai penyelidikannya dilakukan kepada antagonis dari pada si protagonis.
Peppermint memang diciptakan untuk menumpahkan darah semata. Penonton tidak perlu berpikir keras untuk memahami isi cerita.
Sinematografi yang biasa saja semakin meyakinkan Kami kalau film ini layak diberi sertifikat tomat busuk.
Sayang banget itu muralnya tak bermakna apa-apa. Bahkan sebutan malaikatnya pun tak punya narasi menarik.
Itulah pembahasa singkat mengenai film Peppermith. Jika kamu sudah menonton film ini juga, bagikan pendapatmu di kolom komentar ya...